Hikmah dan Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at
Seperti yang telah kami berbagi terlebih dulu, kalau hari
jum’at adalah hari yang terbaik, paling istimewa serta paling mulia di antara
hari-hari yang lain. Pada hari berikut (Hari Jum’at) Allah SWT buat serta/atau
takdirkan bebrapa peristiwa besar serta mengagumkan.
Serta ada pula amalan-amalan beribadah yang dikhususkan pada
hari jum’at, terutama proses Shalat Jum’at serta sebagian amalan-amalan yang
lain. Satu diantara amalan beribadah spesial yang lain yang diistimewakan
pelakasanaannya pada hari Jum’at yaitu membaca surat Al-Kahfi.
Nah, pada saat ini kami juga akan berbagi sebagian
dalil-dalil shahih sekitar Faedah serta Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi pada
Hari Jum’at. Untuk lebih detilnya, silahkan segera saja simak penjelasannya di
bawah ini seperti ditulis dari situs Voa Islam.
Dari Abu Sa’id al-Khudri radliyallahu ‘anhu, dari Rasulullah
SAW bersabda :
مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ
لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الْبَيْتِ
Berarti :
” Barangsiapa membaca surat al-Kahfi saat malam Jum’at, jadi
dipancarkan sinar untuk dia sejauh pada dianya dia serta Baitul ‘atiq. ” (Sunan
Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai serta Al-Hakim dan dishahihkan
oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)
Dalam kisah beda masih tetap dari Abu Sa’id al-Khudri
radhiyallahu ‘anhu,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي
يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ
Berarti :
” Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, jadi
juga akan dipancarkan sinar untuk dia diantara dua Jum’at. ” (HR. Al-Hakim :
2/368 serta Al-Baihaqi : 3/249. Ibnul Hajar memberi komentar hadits ini dalam
Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan. ” Beliau menyebutkan kalau hadits ini yaitu
hadits paling kuat mengenai surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya
dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata : Rasulullah
SAW bersabda,
مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي
يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ
السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ
الْجُمْعَتَيْنِ
Berarti :
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, jadi
juga akan memancar sinar dari bawah kakinya hingga ke langit, juga akan
meneranginya nantinya pada hari kiamat, serta diampuni dosanya pada dua jumat.
”
Al-Mundziri berkata : ” hadits ini diriwayatkan oleh Abu
Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yg tidak apa-apa. (Dari kitab
at-Targhib wa al- Tarhib : 1/298)
Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi pada Hari Jum’at
Membaca Quran. Ilustrasi untuk Al Kahfi
www.pxhere.com
Dari sebagian kisah diatas, dijelaskan bahwa ganjaran yang
disediakan untuk orang yang membaca surat Al-Kahfi saat malam Jum’at atau pada
siang harinya juga akan diberi sinar (disinari). Serta sinar ini nanti pada
hari kiamat, akan memanjang dari bawah kedua telapak kakinya hingga ke langit.
Seperti firman Allah Ta’ala :
يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ
Berarti :
“Pada hari saat anda lihat orang mukmin lelaki serta wanita,
tengah sinar mereka bercahaya dihadapan serta di samping kanan mereka. ” (QS.
Al-Hadid : 12)
Balasan kedua untuk orang yang membaca surat Al-Kahfi pada
hari Jum’at berbentuk ampunan dosa pada dua Jum’at. Serta bisa jadi berikut
arti dari disinari diantara dua Jum’at. Karna nurr (sinar) ketaatan juga akan
menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala :
إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات
Berarti :
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang jelek. ” (QS. Huud : 114)
Surat Al-Kahfi serta Fitnah Dajjal
Faedah lainnya surat Al-Kahfi yang sudah diterangkan Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu untuk mencegah fitnah Dajjal. Yakni dengan
membaca serta menghafal sebagian ayat dari surat Al-Kahfi. Beberapa kisah
menjelaskan sepuluh yang pertama, beberapa info sekali lagi sepuluh ayat paling
akhir.
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an
yang cukup panjang, yang didalam kisah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, “Maka barangsiapa diantara anda yang mendapatinya (merasakan
jaman Dajjal) sebaiknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat
al-Kahfi. ”
Dalam kisah Muslim yang beda, dari Abu Darda’ radhiyallahu
‘anhu, kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang
membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, jadi ia dilindungi dari
Dajjal. ” Yaitu dari huru-haranya.
Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari sisi akhir surat
al-Kahfi. ” Serta Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi. ” (Shahih
Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab ; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah
al-Kursi : 6/92-93)
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karna pada awal-awal surat
al-Kahfi itu tedapat/diisi keajaiban-keajaiban serta sinyal tanda kebesaran
Allah. Jadi orang yang merenungkan akan tidak tertipu dengan fitnah Dajjal “.
Demikian pula selanjutnya, yakni firman Allah :
أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ
يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ
Berarti :
“Maka apakah beberapa orang kafir menganggap kalau mereka
(bisa) ambil hamba-hamba-Ku jadi penolong terkecuali Aku? . . . ” QS. Al-Kahfi
: 102. (Saksikan Syarah Muslim punya Imam Nawawi : 6/93)
Tersebut sebagian Faedah serta Keutamaan Hari Jum’at Membaca
Surat Al-Kahfi yang bisa kami berbagi seperti diambil dari situs Voa Islam.
Dari keterangan di atas, jadi telah sepantasnya kita jadi orang muslim selalu
untuk mengamalkannya, yakni membaca Surat Al-Kahfi pada Hari Jum’at.
Mendapatkan Ridho dari Allah Subhanahu wa ta’ala
Sebagai umat islam yang taat, tentunya kita selalu
mengharapkan berkah dan ridho Allah subhanahu wa ta’ala. Karena hanya dengan
ridho-Nya lah hidup kita akan menjadi tentram.
Nah, selain menghindarkan diri kita dari fitnah dajjal
keutamaan lain dari membaca surat al kahfi ialah mendekatkan diri kita kepada
ridho Allah S.W.T serta juga akan mendapatkan cahaya keberkahan. Hal itu juga
bisa menghilagkan penyebab hati gelisah.
Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah S.A.W:
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi, maka jadilah baginya
cahaya dari kepala hingga kakinya, dan siapa yang membaca keseluruhannya maka
jadilah baginya cahaya antara langit dan bumi.” (HR Ahmad).
Hati yang gelisah menjadi salah satu penyebab futurnya
amalan-amalan ibadah yaumiyah kita. Maka dari itu, marilah kita menghindari
segala perbuatan yang menyebabkan hati kita menjadi gelisah.
Dengan membaca surat Al Kahfi tentunya kita bisa
menyembuhkan dan menghilangkan segala penyebab hati gelisah.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga mengajarkan kita
agar selalu beristighfar memohon ampun kepadanya terhadap segala dosa yang
telah kita perbuat.
Diampuni Dosanya oleh Allah S.W.T
Kita sebagai manusia, tentunya memiliki salah dan dosa. Baik
itu dosa yang secara langsung kita sadari maupun tidak. Sesungguhnya, syaitan
akan selalu berusaha dengan seluruh kemampuannya untuk memperdaya dan menjebak
kita sebagai manusia kedalam perbuatan dosa.
Mereka akan terus-menerus berusaha dengan harapan manusia
akan menjadi teman mereka di neraka kelak.
Mintalah ampunan kepada Allah, karena hanya Dia-lah yang
bisa menghapus dosa-dosa kita. Jangan takut atau malu memintanya karena
sesungguhnya ialah yang Maha Rahman dan Rahim.
Jika seseorang membaca surat al kahfi pada hari jumat, maka
Allah akan menghapus dosanya diantara dua jumat tersebut. Seperti yang
disabdakan oleh Rasulullah S.A.W
“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at maka akan
memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak
pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua Jum’at”
Dijaga Dari Gangguan Syaitan
Syaitan merupakan musuh terbesar manusa yang nyata. Mereka
tidak akan suka dan tinggal diam manakala melihat kita sebagai orang beriman
melakukan amal sholeh dan kebaikan. Ia selalu membawa keburukan bagi manusia.
Maka dari itu, kita harus terus mewaspadainya.
Manusia yang telah terjebak oleh godaan syaitan maka ia juga
akan terjerumus pada lubang kenistaan bercampur baur dengan keburukan. Lalu ia
akan terus menerus membisikan kita agar selalu nyaman ketika berbuat
kemungkaran dan keburukan.
Tak hanya itu, mereka juga akan mengajak kita agar
menyekutukan Allah S.W.T dan melakukan perbuatan yang bisa menghapus amal
ibadah manusia. Karena hal ini merupakan perbuatan yang sangat dibenci
Allah S.W.T dan termasuk kedalam
golongan dosa besar.
Dengan demikian, tentunya kita harus selalu berupaya untuk
mendekatkan diri kepada Allah S.W.T agar terhindar dari segala godaan syaitan
yang terkutuk. Salah satunya adalah dengan mengamalkan Al Quran dan membaca
surat Al Kahfi.
Seperti yang diriwayatkan, bahwasannya Rasulullah pernah
bersabda, sebuah rumah yang selalu dibacakan surat Al Baqarah dan Al Kahfi maka
rumah itu tidak akan dimasuki oleh syaitan sepanjang malam tersebut.
Diberikan Cahaya Kebaikan
Seperti yang dijelaskan di paragraph sebelumnya, bahwasannya
barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi (secara keseluruhan) di hari jumat maka
baginya cahaya antara langit dan bumi. Kita juga akan mendapatkan ganjaran
pahala serta akan diberikan sfaat di hari kiamat kelak.
Cahaya ini akan diberikan oleh Allah S.W.T pada hari akhir
nanti, cahaya tersebut akan memancar dari kedua telapak kakinya hingga sampai kelangit.
Diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al Khudry bahwasannya Rasullullah S.A.W pernah
bersabda:
مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ
لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ
الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
“Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka
dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq.” (Sunan
Ad-Darimi, no. 3273. Diriwayatkan juga oleh
al-Nasai dan Al-Hakim serta pul dishahihkan oleh Al-Albani dalam kitabnya
Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)
Selanjutnya Rasullullah juga pernah bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى
يَوْمٌِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barangsiapa yang membaca surat Al Kahfi pada hari Jum’at,
dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaimana dalam Shohihul
Jami’ no. 6470)
Itulah beberapa diantaranya keutamaan yang bisa kita dapat
ketika membaca surat Al Kahfi. Semoga bisa bermanfaat dan memacu kita untuk
lebih baik lagi.
Spesifikasi Serta Isi dari Surat Al Kahfi
Pemuda yang Berzikir. Ilustrasi untuk Surah Al Kahfi
Perlu kita ketahui, surat Al Kahfi ini merupakan surat ke 18
dalam Al Quran. Urutannya adalah setelah surat Al Isra dan sebelum surat
Maryam. Selain itu surat ini juga terdiri dari 110 ayat dan termasuk kedalam
golongan surat makkiyah.
Seperti yang dilansir Wikipedia, surat ini dinamai sebagai
surat Al Kahfi karena di ilhami dari cerita ashabul kahf yang ada di dalamnya.
Cerita tersebut terdapat pada ayat 9 hingga 26 pada surat ini.
Ashabul Kahf adalah cerita dimana ada beberapa orang pemuda
yang tidur didalam gua selama beratus-ratus tahun lamanya demi menghindari
penguasa yang jahat saat itu. Ada pula
beberapa cerita yang penuh makna di dalam surat ini.
Selain itu, surat Al Kahfi juga menjadi titik tengah atau
bagian tengah pada Al Quran. Berikut ringkasannya:
Nama Surat :
Al-Kahf الكهف
Nama Lain :
Ashabul Kahf
Klasifikasi Surat :
Makkiyah
Surah Ke
: 18
Jumlah Ayat :
110
Juz
: Juz 15 – 16
Asbabunnuzul Surat Al Kahfi
Dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa kala itu kaum Quraisy
telah mengutus dua orang yang bernama ‘Uqbah bin Abi Mu’ith dan An-Nadr bin Al-Hairts untuk bertanya tentang
kenabian Rasulullah S.A.W dengan cara bercerita tentang segala sifat beliau dan
segala sesuatu yang diucapkan olehnya kepada para pendeta yahudi.
Sebagian orang Quraisy berpendapat bahwa para pendeta itu
memiliki keahlian untuk memahami kitab-kitab yang telah diturunkan lebih dulu
dan memiliki pengetahuan tentang ilmu dan tanda kenabian yang orang-orang
quraisy tidak mengetahuinya.
Maka, berangkatlah kedua utusan itu ke Madinah dan bertanya kepada para pendeta
yahudi. Seperti yang diharapkan oleh mereka maka para pendeta yahudi itu
berkata:
“Tanyakanlah kepada Muhammad mengenai 3 hal. Jika ia mampu
menjawabnya maka ia merupakan nabi yang benar-benar diutus. Sebaliknya, jika ia
tak mampu menjawabnya ia hanyalah orang yang mengaku-ngaku sebagai nabi”
Setelah itu pendeta itu melanjutkan;
“Tanyakanlah kepada dirinya tentang permuda pada zaman dulu
kala yang berpergian lalu apa yang terjadi pada mereka, karena sungguh cerita
pemuda ini sangat menarik. Lalu tanyakan pula kepadanya tentang seorang
pengembara yang telah sampai ke Masyriq dan maghrib, apa pula yang terjadi
kepada mereka”
Dan terakhir ia pun berkata;
“Lalu tanyakan pula kepada dia tentang apa itu ruh”
Pulanglah beberapa utusan tadi dan seraya berkata: “Kami
datang membawa seuatu yang bisa digunakan untuk menentukan sikap antara kalian
dan Muhammad” Lalu merekapun berangkat menghadap Rasulullah S.A.W.
Sesampainya di hadapan Rasulullah S.A.W mereka langsung
menanyakan tiga pertanyaan yang diberikan oleh para pendeta tersebut. Mendapati
hal itu, Rasulullah S.A.W pun bersabda: “Besok pasti aku akan menjawabnya
tentang beberapa hal yang kamu tanyakan itu (tanpa menyebut Insya Allah)”.
Lalu merekapun pulang. Akan tetapi wahyu yang
ditunggu-tunggu oleh Rasulullah pun tak kunjung turun. Bahkan hingga 15 malam
lamanya jibril tak kunjung datang menemui beliau. Dengan demikian orang-orang quraisy
pun mulai goyah.
Rasulullah S.A.W sendiri sangatlah merasa sedih, karena
jawaban yang ia nanti-nanti tak kunjung diturunkan oleh Allah S.W.T. Sehingga
ia tak tahu harus berkata apa kepada kaum Quraisy.
Akan tetapi, pada malam berikutnya Jibril pun turun
membawakan ayat (QS Al Kahfi:6) yang di dalamnya menegur atas kemurungan
Rasulullah S.A.W dan menerangkan tentang pemuda kahfi (QS Al Kahfi:9-26),
seorang pengembara (QS Al Kahfi: 83-101) dan tentang Ruh (QS Al Isra: 85).
Surah Al Kahfi (Teks Arab, Teks Latin, Terjemah dan
Tafsir-nya)
alquran al karim. Ilutsrasi untuk Surat Al Kahfi
www.pxhere.com
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِ
Bismillāhirraḥmānirrahīm
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang”
(1) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى
عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا
al-ḥamdu lillāhillażī anzala ‘alā ‘abdihil-kitāba wa lam
yaj’al lahụ ‘iwajā
“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab
(Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;”
Tafsir Jalalain:
(Segala puji) Memuji ialah menyifati dengan yang baik, yang
tetap (bagi Allah) Maha Tinggi Dia. Apakah yang dimaksud dengan Alhamdulillah
ini bersifat pemberitahuan untuk diimani, atau dimaksudkan hanya untuk memuji
kepada-Nya belaka, atau dimaksudkan untuk keduanya.
Memang di dalam menanggapi masalah ini ada beberapa
hipotesis, akan tetapi yang lebih banyak mengandung faedah adalah pendapat yang
ketiga, yaitu untuk diimani dan sekaligus sebagai pujian kepada-Nya
(yang telah menurunkan kepada hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad
(Al-Kitab) Alquran (dan Dia tidak menjadikan padanya) di dalam Alquran
(kebengkokan) perselisihan atau pertentangan. Jumlah kalimat Walam yaj’al lahu
‘iwajan berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan daripada lafal
Al-Kitab.
——————————————————————————————————————————-
(2) قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا
شَدِيْدًا مِّنْ لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ
الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ
qayyimal liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa
yubasysyiral-mu`minīnallażīna ya’malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā
“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan
siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada
orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat
balasan yang baik,”
Tafsir Jalalain:
(Sebagai jalan yang lurus) bimbingan yang lurus; lafal
Qayyiman menjadi Hal yang kedua dari lafal Al-Kitab di atas tadi dan sekaligus
mengukuhkan makna yang pertama
(untuk memperingatkan) menakut-nakuti orang-orang kafir
dengan Alquran itu (akan siksaan) akan adanya azab (yang sangat keras dari
sisi-Nya) dari sisi Allah
(dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman,
yang mengadakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik).
——————————————————————————————————————————-
(3) مَّاكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدً
mākiṡīna fīhi abadā
“Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya. “
Tafsir Departemen Agama:
Pahala yang besar itu tidak lain adalah surga yang mereka
tempati abadi selama-lamanya, mereka tidak akan pindah atau dipindahkan dari
surga itu, sesuai dengan janji Allah SWT kepada mereka.
——————————————————————————————————————————-
(4) وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا
اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۖ
wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā
“Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, “Allah
mengambil seorang anak.”
Tafsir Jalalain:
(Dan untuk memperingatkan) kepada semua orang kafir (kepada
orang-orang yang berkata, “Allah mengambil seorang anak
——————————————————————————————————————————-
(5) مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ وَّلَا
لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۗ اِنْ
يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبً
mā lahum bihī min ‘ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat
kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā
“Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal
itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar
dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka“.
——————————————————————————————————————————-
(6) فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى
اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا
fa la’allaka bākhi’un nafsaka ‘alā āṡārihim il lam yu`minụ
bihāżal-ḥadīṡi asafā
“Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu
karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman
kepada keterangan ini (Al-Qur’an).”
Tafsir Jalalain:
(Maka barangkali kamu akan membinasakan) membunuh (dirimu
sendiri sesudah mereka) sesudah mereka berpaling darimu
(sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini) yakni
kepada Alquran (karena bersedih hati) karena perasaan jengkel dan sedihmu,
disebabkan kamu sangat menginginkan mereka beriman. Lafal Asafan dinashabkan
karena menjadi Maf’ul Lah.
——————————————————————————————————————————-
(7) اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ
زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا
innā ja’alnā mā ‘alal-arḍi zīnatal lahā linabluwahum ayyuhum
aḥsanu ‘amalā
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi
sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya
yang terbaik perbuatannya.”
Tafsir Jalalain:
(Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi)
berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, pepohonan, sungai-sungai dan lain sebagainya
(sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka) supaya
Kami menguji manusia, seraya memperhatikan dalam hal ini (siapakah di antara
mereka yang terbaik perbuatannya) di dunia ini; yang dimaksud adalah siapakah
yang lebih berzuhud/menjauhi keduniaan
——————————————————————————————————————————-
(8) وَاِنَّا لَجَاعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا
صَعِيْدًا جُرُزًاۗ
wa innā lajā’ilụna mā ‘alaihā ṣa’īdan juruzā
“Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di
atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering. “
——————————————————————————————————————————-
(9) اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ
الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا
am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā
‘ajabā
“Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan
(yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang
menakjubkan?”
Tafsir Jalalain:
(Atau kamu mengira) kamu menduga (bahwa Ashhabul Kahfi)
orang-orang yang mendiami gua di suatu bukit (dan Raqim) yaitu lempengan batu
yang tertulis padanya nama-nama mereka dan nasab-nasabnya; Nabi saw. pernah
ditanya mengenai kisah mereka
(adalah mereka) dalam kisah mereka (termasuk) sebagian
(tanda-tanda kekuasaan Kami yang menakjubkan?) lafal ‘Ajaban menjadi khabar
Kana, sedangkan lafal yang sebelumnya berkedudukan menjadi hal;
artinya: Mereka adalah hal yang menakjubkan yang berbeda
dengan tanda-tanda kekuasaan Kami lainnya; atau mereka adalah tanda-tanda
kekuasaan Kami yang paling menakjubkan, padahal kenyataannya tidak demikian.
——————————————————————————————————————————-
(10) اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى
الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا
مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا
iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil
ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā
“(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua
lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu
dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”
Tafsir Jalalain:
Ingatlah (tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat
berlindung ke dalam gua) Lafal Al-Fityah adalah bentuk jamak dari lafal Fataa,
artinya pemuda; mereka khawatir iman mereka akan dipengaruhi oleh kaumnya yang
kafir
(lalu mereka berdoa, “Wahai Rabb kami! Berikanlah kepada
kami dari sisi-Mu) dari hadirat-Mu (rahmat, dan sempurnakanlah) perbaikilah
(bagi kami bimbingan yang lurus dalam urusan kami ini.)” yakni petunjuk yang
lurus.
——————————————————————————————————————————-
Keterangan: Untuk teks arab, teks latin serta terjemahan
satu surat lengkap bisa download file pdfnya disini.
——————————————————————————————————————————-
Kisah-kisah dalam Surah Al Kahfi
batu ornamen pemuda kahfi. ilustrasi untuk al kahfi
www.pinimg.com
Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya, bahwa di
dalam surah Al Kahfi ada beberapa kisah-kisah yang Allah S.W.T turunkan agar
menjadi hikmah untuk kita semua. Dengan demikian kita bisa mengambil banyak
pelajaran dari beberapa kisah tersebut.
Dalam sub ini, kita akan urai satu persatu kisah serta
pelajaran apa yang bisa kita ambil darinya. Total ada 4 kisah di dalam surat
ini yakni Kisah Pemuda Kahfi (Ashabul Kahfi), Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir,
Kisah DzulQarnain dan Kisah pemilik kebun.
Untuk uraian lengkapnya bisa simak beberapa sub dibawah ini.
Kisah Pemuda Kahfi (Ashabul Kahfi)
lukisan pemuda kahfi. ilustrasi untuk surah al kahfilukisan
pemuda kahfi. ilustrasi untuk surah al kahfi
www.badrossama.com
Kisah ini tedapat pada surah Al Kahfi ayat 9-26 yang
menceritakan tentang tujuh orang pemuda dan seekor anjing yang tertidur lelap
di dalam gua. Mereka hidup ditengah-tengah kekuasaan raja yang dzalim bernama
Diqyanus.
Tak hanya penguasanya, kondisi masyarakat saat itu juga sangatlah
buruk. Mereka hidup ditengah-tengah masyarakat penyembah berhala. Raja Diqyanus
mewajibkan para rakyatnya untuk selalu menyembah sesuatu selain Allah Ta’ala,
jika tidak maka akan disiksa atau dibunuh.
Nama tujuh orang pemuda Ashabul Kahfi tersebut ialah
Maksalmina, Nainunis, Martunis, Tamlikha, Dzununis, Sarbunis, Falyastatyunis
serta seekor anjing yang bernama Qithmir. Anjing ini juga diriwayatkan sebagai
satu-satunya anjing yang masuk surga.
Ada beberapa pendapat mengenai letak dari gua yang diitempati
oleh pemuda kahfi, diantaranya adalah:
Gua di efesus, Anatolia (sekarang turki). Paulus serta
orang-orang yahudi dan nasrani mempercayai gua kahfi berada disini. Namun, gua
juga turut menepati ciri yang diberikan oleh Al Quran.
Gua yang berada di Damsyik, Syria.
Gua Amman yang berada di Jordan. Gua ini memiliki ciri-ciri
yang paling menepati dalam Al Quran dibandingkan dengan yang lainnya.
Kisah Ashabul Kahfi ini bermula ketika Raja Diqyanus
menguasi negeri Efesus. Dahulu kala, semua penduduk negeri Efesus ini beriman
kepada Allah S.W.T. Karena kekejaman raja Diqyanus ketika berkuasa,
perlahan-lahan orang yang beriman kepada Allah menghilang.
Tak hanya mengancam dibunuh dan disiksa, orang-orang yang
taat kepadanya (berhenti beriman kepada Allah dan beralih menjadi menyembah
berhala) akan diberikan pakaian yang bagus dan hadiah lainnya.
Selang beberapa waktu perlahan-lahan sebagian besar rakyat
kerajaan menjadi patuh dengan Raja dan menyembah semabahan selain Allah.
Demi mempertahankan keimanannya, tujuh pemuda ini memilih
untuk pergi dan mengasingkan diri kedalam gua bersama anjing mereka yang
bernama Qithmir. Hal ini dilakukan demi mempertahankan aqidah mereka sebagai
hamba Allah.
wajah dikyanus. ilustrasi untuk al kahfiwajah dikyanus.
ilustrasi untuk al kahfi
Wajah Dikyanus, Sumber www.pinimg.com
Mereka tetap teguh mempertahankan aqidah mereka walau mereka
sendiri tahu bahawasannya perbuatan tersebut membayakan nyawa mereka.
Ketika para pemuda itu beristirahat, Allah S.W.T menidurkan
mereka selama kurang lebih 309 tahun. Lalu Allah S.W.T membolak-balikkan mereka
ke kanan dan kiri saat mereka masih terlelap.
Dan Allah S.W.T juga memerintahkan kepada matahari agar saat
ia terbit memancarkan sinarnya ke dalam gua condong dari arah kanan.
Sebaliknya, pada saat hampir terbenam Allah S.W.T
memerintahkan kepada matahari agar sinarnya meninggalkan mereka dari arah kiri.
Dengan demikian, atas izin Allah S.W.T mereka pun selamat
dari kejaran raja Diqyanus yang kejam pada saat itu.
Setelah terlelap selama kurang lebih 309 tahun, Allah S.W.T
bangunkan mereka dalam keadaan yang lapar. Lalu mereka pun saling bertanya.
“Adakah di antara kita yang mampu dan bersedia untuk
berangkat ke kota membeli makanan dengan sisa uang yang ada? Akan tetapi ia
(yang akan pergi ke kota) harus berhati-hati”
Lalu salah satu diantara mereka pun berkata:
“Aku saja yang berangkat untuk mendapatkan makanan itu” Ujar
Tamlikha. Lalu ia pun berangkat ke pasar untuk membeli makanan dengan sisa uang
yang ada. Setibanya di pasar ia pun bertemu dengan seorang penjual roti. Lalu
bertanya:
“Wahai tukang roti, apakah nama kota yang kalian singgahi
ini?”
“Ephesus”, sahut sang penjual roti.
Lalu setelah itu Tamlikha pun segera membeli beberapa potong
roti dengan niat agar bisa dijadikan makanan untuk dia dan teman-temannya.
Ketika hendak membayar, sang tukang roti pun kaget bukan
kepalang karena uang yang diterimanya merupakan uang yang sangat antik dan tua
umurnya. Ia pun berkata:
“Beruntung sekali diriku! Rupanya dirimu baru saja menemukan
harta karun, berikan sisa uang itu kepadaku! Jikalau tidak, kau akan kuhadapkan
kepada raja!”. Begitu kata sang penjual roti.
“Aku tidak menemukan harta karun, uang ini aku dapatkan dari
hasil penjualan buah kurma seharga 3 dirham pada 3 hari yang lalu!” Sangkal
Tamlikha.
“Lalu aku pun pergi meninggalkan kota karena semua orang
sudah menyembah di Diqyanus!” Tambahnya Lagi.
Lalu penjual roti itu pun marah, ia menangkap Tamlikha dan
membawanya ke hadapan raja. Raja yang baru merupakan raja yang mampu berpikir
dan adil. Sesampainya di sana Tamlikha menjelaskan semua apa yang telah
terjadi.
Ia menjelaskan bahwasannya dirinya memang benar-benar
mendapatkan harta karun melainkan itu uang hasil jerih payah sendiri. Dia pun
bersikeras menjelaskan bahwasanya dia juga merupakan salah satu penduduk kota
ini (efesus).
Setelah mendengar penjelasan serta melihat barang bukti berupa
uang, sang raja pun menjadi terheran-heran.
Lalu Raja itu pun bertanya “Adakah orang yang benar-benar
kau kenal?” lalu Tamlikha menyebutkan
nama-nama penduduk kota itu kurang lebih 1000 orang. Akan tetapi tidak ada satu
pun yang dikenal oleh raja atau orang lain yang menjadi saksi saat itu.
Orang-orang yang menyaksikan berkata “Ah, semua nama-nama
itu bukan nama orang-orang yang hidup di zaman sekarang” lalu Raja pun bertanya
lagi “Apakah dirimu memiliki rumah di kota ini?” lalu Tamlikha menjawab “Ya,
saya punya wahai Tuhanku”
Lalu, raja memerintahkan beberapa orang untuk mengantar
Tamlikha pergi ke rumahnya. Akhirnya dia pun mengajak mereka ke sebuah bangunan
yang paling tinggi di kota itu. Tamlikha pun berkata “Ini rumahku”.
Diketuk lah pintu rumah tersebut. Sesaat setelah nya, keluar
seorang lelaki yang sudah sangat tua sekali. Alisnya sudah memutih dan hampir
menutupi seluruh matanya karena dia sudah terlihat sangat tua.
Dahinya mengkerut dan bertanya “Ada apa kalian datang
kemari?” para Utusan Raja pun berkata “Anak muda ini mengaku bahwa ini adalah
rumahnya”. Orang tua itu marah dan berkata “Siapa dirimu?”
Tamlikha pun langsung menjawab;
“Aku Tamlikha anak Filistin!”
Sontak orangtua tersebut langsung berlutut di hadapan
Tamlikha sambil berucap “Demi Allah engkau adalah datuk buyutku, seseorang
diantara mereka yang melarikan diri dari raja yang dzalim Diqyanus”
Lalu mereka ramai-ramai membawa Tamlikha kembali ke hadapan
raja. Setelah dijelaskan apa yang terjadi, raja pun langsung turun dari kuda
dan mengangkatnya pemuda kahfi tersebut ke atas pundak. Sambil bertanya-tanya;
“Bagaimana keadaan teman-temanmu sekarang?”
Dia pun menjelaskan bahwa teman-temannya masih berada di
dalam gua Al Kahfi. Seketika itu pula Raja bersama dengan pasukannya
mengantarkan ia kembali ke gua tersebut.
lukisan pemuda kahfi. ilustrasi untuk surat al kahfi
www.pinimg.com
Sesampainya di dekat gua tersebut Tamlikha pun memohon
kepada raja agar berhenti di sini saja karena khawatir jika teman-temannya
mendengar suara hentakan tapak kuda mereka akan menduga pasukan Diqyanus lah
yang datang.
Akhirnya mereka pun menunggu, termasuk sang raja. Ketika
Tamlikha kembali masuk ke dalam gua, semua teman-teman yang berada di gua
tersebut langsung memeluknya dengan erat-erat. Mereka sangat senang sekali
karena ia bisa pulang kembali dengan selamat dan melindunginya dari Diqyanus.
Tamlikha pun berkata “Tahukah kalian sudah berapa lama kita
tinggal dan tertidur di sini?” Mereka pun menjawab “Mungkin kita tertidur
selama sehari atau 3 hari saja.
“Tidak! Sungguh kalian telah terlelap selama 309 tahun!
Diqyanus sudah lama sekali meninggal. Generasi demi generasi telah berganti dan
sekarang penduduk kota pun sudah kembali dan beriman kepada Allah S.W.T. Saat
ini mereka juga sedang datang kemari untuk menemui kalian sekarang!”
“Wahai Tamlikha, apakah kau ingin menjadikan seluruh jagat
gempar akan kehadiran kita?” ucap mereka “Lantas apa yang bisa kita lakukan?” tanya
dia balik. “Angkatlah kedua tangamu keatas, kami pun akan berbuat sama”.
Seketika itu mereka pun mengangkat kedua tangan mereka dan
berdoa “Ya Allah, dengan kebenaran yang telah kau tunjukkan kepada kami melalui
keanehan-keanehan yang telah kami alami sekarang, maka cabutlah nyawa kami
tanpa sepengetahuan dari orang lain!”
Lalu Allah S.W.T pun mengabulkan doa mereka. Allah S.W.T
memerintahkan kepada malaikat agar mencabut nyawa mereka dan menyiapkan pintu
Gua tanpa bekas. Begitulah kisah mereka, hingga akhirnya disamping gua itu
dibangun masjid demi mengenang kebesaran Allah S.W.T.
Kisah Pemilik Kebun
Di dalam surat Al Kahfi dari ayat 32 hingga 36 menceritakan
tentang kisah seorang pria yang karuniai oleh Allah S.W.T sebuah taman yang
sangat indah.
Namun, karena begitu sombong dan congkaknya pria itu
sehingga ia pun lupa bersyukur kepada Allah S.W.T. Bahkan, hingga akhirnya ia
juga berani meragukan tentang kebenaran akhirat. Lalu, Allah S.W.T pun
menghancurkan semua kebun miliknya.
Hikmah dari kisah ini adalah tentang sebuah ujian kenikmatan
yang diberikan oleh Allah S.W.T kepada kita semua. Allah S.W.T akan memberikan
kenikmatan berupa kekayaan yang banyak sebagai ujian bagi hamba-hambaNya. Untuk
itu kita sebagai hambaNya yang beriman sudah sepatutnya jika kita selalu
bersyukur terhadap apa yang telah diberikan.
Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir
gambar al quran. ilsutrasi untuk surah al kahfi
www.burst.shopify.com
Di ayat selanjutnya yakni ayat 65 hingga ayat 82,
menceritakan tentang kisah Nabi Musa bersama dengan Nabi Khidir. Ketika Nabi
Musa AS ditanya oleh Allah S.W.T, “Siapakah yang paling luas (ilmunya) dari
orang-orang bumi?”
Lalu Nabi Musa AS menjawab bahwa dirinya lah satu-satunya
nabi di bumi pada saat itu. Akan tetapi kemudian Allah S.W.T menyangkalnya dan
mengungkap bahwa ada seseorang yang lebih mengetahui daripada dirinya mengenai
hal-hal tertentu yakni Nabi Khidir AS.
Lalu kemudian, Nabi Musa AS pun melakukan perjalanan yang
jauh untuk mencari Nabi Khidir AS dengan tujuan belajar tentang kebijaksanaan
bersamanya. Namun, pada akhirnya ia pun gagal bertemu dengannya.
Hikmah yang bisa diambil adalah Allah S.W.T juga akan
memberikan kepada orang-orang yang apakah ia akan menjadi sombong atau tidak.
Kisah Mengenai Dzul Qarnain
Kisah Dzul Qarnain diceritakan oleh Al Quran pada surat Al
Kahfi ayat 83 hingga 99. Dzul Qarnain merupakan seorang raja besar yang
memiliki pengetahuan serta kekuasaan yang luas.
Dia merupakan raja yang sangat suka berpergian jauh demi
membantu orang lain dan menyebarkan kebaikan.
Di surat ini juga bahkan dijelaskan bahwa raja tersebut
mampu mengatasi problematika atau masalah mengenai Yajuj-Majuj dengan membangun
bendungan yang besar, dibantu oleh orang-orang yang ia sendiri pun tidak tahu
siapa mereka sebenarnya.
Hikmah dari kisah ini adalah, Allah S.W.T akan menguji
hambaNya yang memiliki kekuasaan apakah dia amanah atau mungkin sebaliknya.
Yang berminat dengan Ebook Islami dari Hasana.id bisa segera
pesan untuk mendapatkan diskon. Rp2.500 untuk 1 mini ebook dan Rp9.500 untuk 1
ebook utama. Untuk lebih mudah bisa ambil paket mini, gold, atau platinum.
Untuk lebih jelas klik link tersebut.
Promosi Produk: Jernang / Jernang Aceh / Jernang Super
RECOMMENDED FOR YOU
Surat Yasin: Uraian Lengkap (Teks Arab, Teks Latin,
Terjemahan, Keutamaan, Dll). Baca Yuk Biar Kita Lebih Paham :)
PENULIS HASANA
Artikel ini bermanfaat? Ditunggu ya komentarnya :p
10 Artikel Populer
Panduan Lengkap Sholat Taubat: Niat, Tata Cara, Doa, Taubat
Nasuha, Dll
Shalat Istikharah: Penjelasan Super Lengkap (Tata Cara, Doa,
Dll). Shalat Sunnah Bagi Kita yang Sedang Dihadapkan pada Beberapa Pilihan.
Kisah Nabi Sulaiman – Kisah Salah Satu Rasul Dengan Mukjizat
yang Mengagumkan
Panduan Sholat Tahajud SUPER Lengkap: Yuk Pelajari Tata
Cara, Bacaan Niat, Doa hingga Tips Bangun Malam
45 Tanda yang Membuktikan Kiamat Sudah Semakin Dekat, Apa
yang Sudah Anda Persiapkan?
Sholawat Nabi: Memahami Isi dan Maknanya Lewat Bacaan
Sholawat
Barakallah Fii Umrik: Mendalami Arti, Makna Serta
Pengucapannya yang Benar
Panduan Lengkap Sholat Dhuha: Niat, Tata Cara, Doa,
Fadhilah, Dll
Sholat Hajat: Panduan Lengkap Berisi Tata Cara, Doa, Niat,
hingga Berbagai Hikmah di Dalamnya
Asmaul Husna: 99 Nama Allah yang Mengagumkan. Sudahkah Kita
Hafal dan Memahami Makna Setiap Nama Itu?
TENTANG HASANA.ID
Hasana.id ingin agar kamu lebih dekat dengan Islam. Belajar
topik-topik agama dengan cara menyenangkan. Tapi, jangan berhenti sampai di Hasana.id
ya. Kamu juga harus belajar langsung sama para Kiayi, Asatidz, dan Habaib.
Siap? 🙂
HALAMAN PENTING
Kebijakan Privasi
Ketentuan
Kontak
Tentang
MAU TULISAN KAMU DIMUAT HASANA.ID?
Kalau kamu mau tulisan kamu tampil di Hasana.id, kirim ke
hasanaofficial@gmail.com ya. Nanti akan kami posting di sini jika memang layak.
:p
hasana.id Copyright © 2018.