Sudah berapa kali kita mendapatkan
jamuan Allah berupa bulan Ramadhan yang agung, tetapi ternyata tidak berpengruh
dalam kehidupan kita. Seringkali kita berdoa kepada Allah SWT agar bisa
diberikan umur dan kesempatan di ibadah di bulan Ramadhan. Tetapi ternyata
setelah Ramdahan hadir menemui kita, Ramadan kita sia-saiakan, sebulan lamanya
berlalu tanpa arti, tanpa perubahan berarti
Kita sebenarnya bisa berubah ke
arah yang lebih baik, dan Ramadhan adalah salah satu buktinya,. Inilah, bulan
suci Ramadhan yang merupakan momentum kita untuk melakukan perubahan.
Rasakanlah dan renungkanlah banyak sekali perubahan yang bisa kita lakukan pada
bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya. Sebelumnya kita susah sekali
shola malam tetapi di bulan Ramadhan hampir setiap malam kita shalat malam. Kita bisa bangun sahur
untuk makan padahaal di luar bulan Ramadhan sangatlah susah. Contoh lainya selama bulan Ramadhan kita biasa puasa setiap
hari. Infaq yang lebih banyak. Tilawah lebih rajin. Dan berbagai ibadah
lainnya.
Ramadhan adalah bulan istimewa
bahkan paling istimewa, karena Allah Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah mengkhususkannya dengan beragam keistimewaan dan bermacam
kelebihan yang tidak terdapat di bulan-bulan yang lain. Dan karenanya, Ramadhan
merupakan salah satu momentum paling istimewa dan paling kondusif bagi kaum
muslimin, secara individual maupun komunal, untuk melakukan upaya-upaya
penempaan, perbaikan dan perubahan diri serta kehidupan dalam rangka mencapai
tingkat keimanan, ketaqwaan dan keshalehan yang lebih tinggi, dan untuk
menggapai derajat kepribadian mukmin-mukmin sejati yang diidam-idamkan. Dan
untuk itu, maka berbagai faktor pendukungpun disediakan dan diberikan dalam
bulan yang mulia dan penuh berkah tersebut, disamping faktor-faktor penghalang
juga dijauhkan dan dihilangkan.
Maka beruntung dan berbahagialah
orang yang mampu dan mau mengoptimalkan pemanfaatan momentum istimewa ini,
sehingga pasca Ramadhan iapun seperti terlahir kembali – dengan izin dan taufiq
Allah – menjadi sosok pribadi mukmin baru yang serba istimewa pula. Dan
sebaliknya, merugilah – dunia akherat – orang yang mengabaikan dan
menyia-nyiakannya, sehingga Ramadhan demi Ramadhan lewat dan berlalu begitu
saja, tanpa meninggalkan perubahan apapun dalam diri pribadi dan kehidupannya.
Sudah kita pahami bersama bahwa Ramadhan menawarkan begitu banyak
keutamaan dan kemuliaan. Tetapi ada peringatan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam yang hendaknya kita renungkan baik-baik. Rasulullah bersabda: “Betapa
banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya melainkan
hanya rasa lapar dan dahaga.” (HR Ath-Thabrani).
Ramadhan menawarkan momentum
perubahan yang fundamental bagi pribadi seorang mukmin maupun kehidupan umat
Islam secara keseluruhan. Peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah umat Islam
terjadi di bulan Ramadhan.
Perang Badar, pembebasan Makkah (Fatkhul
Makkah), sebagian peristiwa pada Perang Tabuk, pembebasan Andalusia
(Spanyol) oleh Thariq bin Ziyad, dan sebagainya, termasuk proklamasi
kemerdekaan Indonesia terjadi di bulan Ramadhan.
Di bulan Ramadhan ini orang
beriman diharuskan meninggalkan makan, minum, melakukan hubungan seksual, dan
segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
Diperintahkan kepada kita untuk menjaga mata, telinga, lisan, tangan, kaki,
pikiran dan hati kita dari segala kemaksiatan.
Diperintahkan kepada kita untuk
memperbanyak ibadah sunnah di samping tetap memperbaiki ibadah-ibadah wajib.
Kalau itu semua kita lakukan dengan benar tentu akan ada perubahan besar dalam
hidup kita. Untuk itu mari kita renungkan kembali apa sesungguhnya esensi
Ramadhan itu bagi kehidupan kita.
Minimal Ada tiga perubahan yang harus kita usahakan selama
Ramadhan :
1.
Perubahan Hati Kita Menjadi
Bersih
Puasa di bulan
Ramdahan tidak hanya menahan makan dan minum juga tidak berhubungan suami istri
di siang hari. Sesungguhnya jauh dari itu jika kita ingin pahala Ramadhan
sempurna kita juga harus menjaga hati kita, menjaga mata kita, menjaga lisan
kita. Perbuatan-perbuatan yang menghilangkan pahala puasa kita adalah bersumber
dari tidak terjaganya hati kita. Segala sesuatu yang lahir dari panca indra
adalah hasil dari tekad yang ada ada di dalam hati. Jika puasa kita baik dan
benar sesuai contoh Rasulullah SAW maka akan menjadikan pendidikan yang baik
bagi hati kita. Oleh karena itu tidak mungkin yang puasanya baik marah-marah
tidak jelas atau bersikap emosional. Jika puasanya baik maka akan berkata dan
berprilaku jujur, jika puasanya baik maka akan menjaga lisan dari ghibah, dari
bohong dan lain sebagainya.
Artinya jika
puasa kita ingin menjadikan perubahan dari hati kita maka berlatihlan menjaga
hati selama puasa, sehingga akan berperngaruh kepada perubahan perilaku dalam
diri kita. Sehingga akhirnya kita akan berubah ke arah lebih baik. Pasca
Ramdhan kita menjadi manusai yang lebih bersih hati, insya Allah.
2.
Perubahan Iman lebih Kuat
Sesungguhnya
puasa adalah satu ibadah yang hubunganya langsung dengan Allah. Bahkan Allah
yang akan langsung memberikan pahalanya. Ibadah yang sangat pribadi, karena
hanya dirinya dengan Allah Swt yang tahu kita puasa atau tidak, bahkan seberapa
kuat kita mengendalikan diri dan menjaga agar pahala puasa kita tidak habis.
Tidak ada yang tahu seroang pun….
Mungkin, setiap
orang mampu membohongi orang lain dengan mengatakan dirinya puasa, tapi dia
tidak bisa membohongi dirinya sendiri dan Allah. Apakah dia berpuasa ataukah
tidak berpuasa? Kalau dilihat dari kesehariannya dia tidak makan dan tidak
minum layaknya orang yang berpuasa ketika berada ditengah-tengah orang banyak.
Namun, kita tidak bisa mengatahui pada saat dia berada dalam kesendirian.
Apakah dia tetap tidak makan dan tidak minum? Pada saat dia berada di rumahnya
ataupun pada saat di kamar tanpa ada orang yang melihat. Kewajiban kita hanya
bisa berprasangka baik kepada sesama muslim. Yakinlah dia sedang berpuasa pada
hari ini.
Inilah yang
membuktikan bahwa puasa adalah rahasia antara hamba dan Tuhannya. Balasannya
pun langsung diberikan oleh Allah. Tak ada satupun manusia yang mengetahui
berapa nilai pahala puasa yang dia kerjakan. Tak ada satupun ayat yang
menuangkan tentang nilai puasa sebab puasa nilai pahalanya dibalas langsung
oleh Allah.
Dalam sebuah
hadist Qudsi diterangkan dengan jelas tentang balasan bagi orang yang berpuasa,
Allah
berfirman: “Setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan
Aku yang akan membalasnya…” (Muttafaq ‘Alaih)
Hal
inilah yang menjadi momentum di bulan Ramadhan untuk memperkuat keimanan dan
keyakinan kita kepada Allah. Kita merasa di tatap, kita merasa di dengar oleh
Allah. Kita merasa dekat dengan Allah saat puasa, karena kita yakin Allah Maha
tahu setiap perbuatan kita, bahkan bisikan hati yang terdalam sekalipun Allah
mengetahuinya.
Jika
kita puasanya baik maka pasca Ramadhan keimanan kita akan lebih kuat. Kita
beribadah dan beramal semata-mata hanya untuk Allah, kita puas dan merasa cukup
hanya di nilai dan di pandang Allah. Kita singkirkna sifat ingin di lihat di
puji, merasa sedih jika tidak ada memuji ibadah dan kebaikan kita, merasa marah
jika ada yang mencaci kebaikan kita,. Ramadahan bagaikan berkata kepada kita,
sebulan penuh kita berlatih dekat dengan Allah, merasa takut hanya kepada
Allah..maka 11 bulan berikutnya iman
kita akan lebih kuat, keyakinan kita kepada Allah akan lebih kuat…
3.
Perubahan Amal
Bulan Ramdhan
seakan-akan semua orang sedang senang beramal dan beribadah. Lihatlah masjid
penuh walaupun di awala Ramdhan saja. Setiap hari di bulan Ramdhan banyak yang
mengadakan kegiatan amal, buka puasa bersama, ceramah keagamaan lebih intens,
sedekah dan infaq lebih ramai dari bulan biasanya. Tetapi sangat di sayangkan
jika ternyata setelah Ramadhan kita kembali awal, malas melakukan amal, malas
melakukan ibadah dan tidak termotivasi dalam kebaikan.
Mungkin saja
kita selama Ramadhan tidak memaknai hikmah dan makna dari setiap amalan ibadah
kita, mungkin saja kita hanya terpengaruh oleh orang lain atau mungkin kita
hanya ingin terlihat meramaikan Ramadhan. Oleh karena itu jadikan Ramadhan
tahun ini sebagai bulan Latihan kita dalam beramal dan beribadah dengan
memahami ilmunya dan memaknai hakikat ibadah tersebuta agar mucul kecintaan dan
motivasi lebih dalam dalam mengamalkanya.
Sehingga pasca
bulan Ramdahan amalan kita, ibadah kita tetap istiqmah, bahkan lebih lagi,
jangan sampai habis ramadhan amalan kita juga habis semuanya..walahualam…
al quran wakaf bandung, alamat badan wakaf al quran, cara wakaf al quran, program wakaf al quran, Wakaf Al Quran, Toko Quran bandung, Toko al Quran Bandung, Grosir al Quran Bandung, Percetakan al Quran Bandung
al quran wakaf bandung, alamat badan wakaf al quran, cara wakaf al quran, program wakaf al quran, Wakaf Al Quran, Toko Quran bandung, Toko al Quran Bandung, Grosir al Quran Bandung, Percetakan al Quran Bandung
ijin copas. syukran
BalasHapusSilahkan akhi
Hapus