Selasa, 20 Desember 2016
Mushaf Penerbit Jabal
TAG : Harga Quran Bandung, Jenis Quran Bandung, Toko Quran Bandung, Mushaf Quran Bandung, Berapa Quran Bandung, Jenis Al Quran Bandung, Beli Quran Bandung, Quran Wanita Bandung, Quran Terjemah Bandung, Wakaf Quran Badung, Penerbit Quran Bandung
Pemesanan Bisa SMS/WA/TLP 085 257 351 628
Brosur Al Quran Wanita
TAG : Harga Quran Bandung, Jenis Quran Bandung, Toko Quran Bandung, Mushaf Quran Bandung, Berapa Quran Bandung, Jenis Al Quran Bandung, Beli Quran Bandung, Quran Wanita Bandung, Quran Terjemah Bandung, Wakaf Quran Badung, Penerbit Quran Bandung
WA/SMS : 085257351628
Profile Iwan Setiawan
CURRUCULUM VITAE
IWAN SETAWAN
Data Pribadi
|
|
Nama
|
Iwan Setiawan
|
Tempat dan Tanggal
Lahir
|
Tasikmalaya,
13 Juni 1976
|
Jenis Kelamin
|
Laki-laki
|
Agama
|
Islam
|
Status Perkawinan
|
Menikah
|
Pendidikan Terakhir
|
S-1
Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soediman Jurusan Mikrobilogi
|
IPK
|
3,32
|
Presikat Kelulusan
|
Sangat
memuaskan
|
Ayah
|
Aja Sudrajat
|
Ibu
|
Suhaeti
|
Alamat Kantor
|
Sinersia
Learning Development
Komplek
Kelapa Gading Kavling 7D
Bandung
40154
Mobile : 085 257 351 628
e-mail : wans_mq@yahoo.com
|
Alamat Rumah
|
Komplek
Kampung Sakola – Sekolah Interaktif Abussalam (SIAS)
Jl.
Cibaligo Cihanjuang –
RT 10
RW 01 Parongpong Kabupaten Bandung
Jawa
Barat
|
Riwayat
Pendidikan
1983 - 1989
|
SDN 1 Bojongasih
Karangnunggal Tasikmalaya
|
1989 - 1992
|
SLTPN II Bantarkalong Tasikmalaya
|
1992 - 1995
|
SMAN I Karangnunggal Tasikmalaya
|
1995 - 2000
|
S 1 Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman
Purwokerto Jawa Tengah
|
PENGALAMAN KERJA
|
|
1997 – 1999
|
Asisten Dosen dalam Paraktum Matakuliah Mikrobiologi Dasar
dan Terapan – Laboratorium Mikrobiologi Univ. Jenderal Soedirman
|
2000 – 2001
|
Laboran (Tecnical Laboratorium)
|
2001 – 2007
|
Trainer Pelatihan Manajemen Qolbu
Manager Operasional Departemen Pelatihan Manajemen
Marketing di Pelatihan Manajemen Qolbu
|
2007 – 2009
2009 – Sekarang
|
Direktur LP2ES Learning Center Daarut Tauhiid
Trainer Motivasi dan Manajemen Usaha LP2ES Trainer Talent
Assessment – LP2ES
Direktur Pilarindo Learning Center
Direktur Sinersia Develeopment Center
Menulis Beberapa Buku |
Pelatihan
Yang Pernah di Ikuti:
1. Kubik
Leadership – Jakarta 2009
2. Asia
Work Training – Jakarta 2010
3. TFT
Outbond Management Training – Jakarta 2005
4. Talent Management – Lead Pro. Bandung 2007
5. Work
Shop Management Training – PPM Menteng – Jakarta 2006
Bidang
Keahlian Trainner :
6. Manajemen
Qolbu
7. Outbond
Management Training
8. Talent
Compass
9. Motivasi
peningkatan kinerja karyawan
10. Spiritual
bussines
11. Spiritual
Motivation
12. Experiental
Learning Motivation
13. Public
Speaking
Pengalaman Memberikan Training untuk
Perusahaan:
·
PT.
Pamapersada Nusantara (6 Batch)
·
PT Semen
Gresik (6 Angkatan)
·
PT.
Indonesia Power (Executive 1 Batch)
·
PT.
Sucopindo (2 Batch)
·
PT. Biofarma
(1 Batch)
·
PT Holcim (1
Batch)
·
Pemerintah
Kota Dumai (1 Batch)
·
Kementian
BUMN (1 Batch)
·
BAPPENAS (1 Batch)
·
Lembaga Sandi Negara (1 Batch)
·
PT. Pantja
Motor (1 Batch)
·
PT.
Pulogadung Pawitra Laksana (1 Batch)
·
PT. Astra Daihatsu Motor (2 Batch)
·
PT. Daimler
Chrisler (1 Batch)
·
PT. United
Tractor (1 Batch)
·
PT.
Jamsostek (3 Batch)
·
PT. Inti (1
Batch)
·
PT. Pupuk
Kaltim (3 Batch)
·
PT. Showa Indonesia
Manufacturing (2 Batch)
·
PT. Indosat
(2 Batch)
·
KAI (2
Batch)
·
PT. Pindad (
1 Batch)
·
PT.
Jasamarga (3 Batch)
·
PT.
Pertamina (3 Batch)
·
PT. Unilever
Indonesia
(2 Batch)
·
PT. Elnusa
(1 Batch)
·
Training MPP
PT. Pembangkitan Jawa-Bali (2 Batch)
·
Training 5
As PT Bank Rakyat Indonesia (2 Batch)
·
Training 5
As PT Bank Mandiri (5 Batch)
·
Training 5
As BMT Tumang (1 Batch)
·
Training
Pembekalan Mitra Calon Binaan PKBL Biofarma (5 Angkatan)
·
Training
Kewirausahaan Pondok Pesantren se-Kabupaten Pontianak (2 Batch)
·
PT PELINDO
II (MPP)
Penulis
Pendamping untuk Buku yang telah terbit:
1. 15
Kiat Menjadi PembicaraYang Menggugah dan Mengubah, MQ Publishing 2005 (pendamping)
2. Sense
Of Death (Produktif Dengan Peka Terhadap Kematian), Pustaka Madani 2007 (pendamping)
3. Rahasia Menjadi Pribadi Sukses, Pustaka Madani 2007 (pendamping)
4. Hikmah Di Balik Fenomena Kehidupan, Pustaka Madani 2007 (pendamping)
5. Bagaimana Menjadi Ahi Surga, Pustaka Madani 2007 (pendamping)
6. Pensiun Bahagia Pensiun Penuh Manfaat, Khawatama 2013
7. Menjemput Jodoh Pilihan Allah, Khawatama 2016
Kamis, 22 September 2016
6 Dimensi Hijrah dalam Kehidupan Manusia
Banyak Pengertian mengenai hijrah, semuanya benar jika
bersumber dari pemahaman Al-Quran dn Hadist Rasulullah SAW. Salah satu
Pengertian Hijrah secara etimologis memiliki makna salah satunya yaitu, putus.
Hijrah juga bermakna At-tarku yaitu meninggalkan atau menjauhi. Dengan makna
secara bahasa memutus, berarti kalau kita jujur kehidupan kita ingin lebih baik
maka kita harus menjauhi dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk,
perilaku-perilaku yang tidak baik juga meninggalkan kedzoliman-kedzoliman dan
lain sebagainya. Melihat pengertian di atas Hijrah bukan hanya secara fisik
tetapi hijrah adalah pergerakan yang total dan holistik untuk perubahan menuju
kehidupan yang lebih Allah Ridloi.
Bagi seorang Muslim, Hijrah
adalah keniscayaan. Allah swt. membangun sistem di alam ini berdasarkan gerak.
Pelanit bergerak, berjalan pada porosnya. Allah berfirman: ”Dan
matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Yasin: 38). Imam Syafii’i menggambarkan dalam sya’irnya yang sangat indah
bahwa air yang tergenang akan busuk dan air yang mengalir akan bening dan
jernih. Perubahan adalah keniscayaan dalam hidup, jika diri kita tidak
berubah makan diri kita akan terlindas oleh perubahan itu sendiri.
Agar Hijrah menjadi landasan
gerak yang memotivasi kepada perubahan ke arah lebih baik, minimal ada 6
Dimensi yang harus berubah atau hraus terus bergerak. Berdasarkan makna hijrah
itu sendiri yang pertama adalah perubahan waktu.
Hijrah Waktu
Hijrah waktu adalah perubahan dalam kehidupan yang tidak
bisa di halang-halangi. Hijrah Waktu akan terus bergerak dan tidak akan pernah
kembali. Ketika para pembaca sedang membaca tulisan-tulisan di Majalah al
Hilal, maka waktu yang di gunakan oleh kita semua tidak akan kembali, sampai
kiamat. Waktu juga bagaikan pedang bermata dua, satu sisi bisa jadi kebaikan,
jika waktu kita isi dengan hal-hal yang bermanfaat dan ibadah, sebaliknya jika
waktu yang kita miliki di gunakan untuk bermaksiat dan merugikan orang lain,
maka waktu itu akan membuat kepedihan dalam hidup kita di dunia maupun akhirat.
Hijrah Waktu bermakna kita harus memperhatikan waktu. Bahkan
Allah bersumpah di Al Quran Demi Masa (Waktu), artinya sungguh sangat penting
kita memperhatikan waktu.
Allah Ta’ala berfirman,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي
خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
Hijrah Tempat
Hijrah tempat adalah hijrah dari suatu tempat yang buruk,
yang bisa membahayakan diri kita baik fisik maupun iman kita. Kita berpindah ke
tempat yang lebih kondusif untuk beribadah, lingkungan yang sehat lahir bathin
dan menjadikan diri dan keluarga kita jauh lebih baik. Lingkungan dimana kita
berada sangatlah berpengaruh bagi kita dan anak-anak kita, segeralah hijrah
sekiranya tempat yang sekarang sangat
rawan bagi kehidupan kita. Bagaimana jika kita bisa merubah tempat tersebut
menjadi lebih baik, itulah keberhasilan dakwah kita kepada lingkungan sekitar.
Bukanya seorang muslim harus jadi ragi, agent of change bagi lingkunganya, dan
masyarakat sekitar akan melihat indahnya Islam di pribadi seorang muslim dan
keluarganya.
Hijrah Pemikiran
Hijrah Pemikiran adalah merubah cara pandang yang salah,
menambah ilmu dan memperbaharui pemikiran agar senantiasa sesuai dengan ajaran
dan nilai-nilai Islam. Dimensi Hijrah pemikiran tidak selalu memerlukan
perpindahan fisik, yang penting hijrahnya pemahaman dari pemahaman yang salah
menuju pemahaman yang benar menurut al Quran dan Hadist. Hal ini sangatlah
penting karena pemikiran adalah landasan bagi perbuatan manusia, jika
pemikirnya baik maka melahirkan perbuatan yang baik juga.
Hijrah Ilmu
Menyanbung dengan hijrahnya pemikiran, maka hijrah Ilmu pun
sangatlah penting. Para Ulama menyampaikan Al-Ilmu Nurun , Ilmu
adalah Cahaya, maka kegelapan bagi kita yang ilmunya kurang, dan kehidupan yang terang
benderang bagi kita yang di penuhi Ilmu.
Ilmu merupakan kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.Telah diriwayatkan
oleh H.R. Bukhari yang berbunyi:
"Man aroda dunya fa’alaihi bil ‘ilmi,Man arodal
akhiroh fa’alaihi bil ilmi, Wa man aroda huma fa’alaihi bil ‘ilmi Man aroda
dunya fa’alaihi bil ‘ilmi, Man arodal akhiroh fa’alaihi bil ilmi, wa man aroda
huma fa’alaihi bil ‘ilmi. " (al Hadits)
Artinya Artinya: Barang siapa ingin memperoleh
kebahagiaan hidup di dunia harus dengan ilmu dan barang siapa ingin memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat harus dengan ilmu. Bangsa yang akan maju
adalah mencintai ilmu, bangsa yang mundur adalah yang lalai dalam menutut imu.
Maka berhijrahlah dari ilmu yang sekarang menuju Ilmu yang lebih baik untuk kehidupan. Berjuanglah terus menambah ilmu baik ilmu al
quran, hadist dan ilmu apapun yang bermanfaat bagi kita.
Hijrah Perbuatan
Ilmu tidak akan bermanfaat jika tidak diamalkan. Setelah
kita hijrah Ilmu selanjutnya adalah hijrah dari perbuatan yang buruk, yang
tidak baik bahkan yang sia-sia kepada perbuatan yang bermanfaat sesuai tuntunan
agama. Hal ini penting di lakukan karena kita berada di mana saja, pindah
ketempat mana saja, jika perbuatan kita buruk maka perpindahan tersebut tidak
ada manfaatnya.
Kiatnya mulailah perbahan hal-hal yang kecil terlebih
dahulu, terus istiqomah melakukan perbuhanan walau kecil lebih baik,
dibandingkan kita melakukan perbuhan perbuatan yang besar tetapi hanya sekali
dan tidak konsisten. Jangan menunggu besok untuk melakukan perubahan jika bisa
saat ini, maka lakukanlah perubahan saat ini juga. Kita semuanya tidak bisa
menjamin besok kita masih di beri umur dan kesempatan untuk berubah.
Hijrah Keimanan
Kunci dari Peubahan di atas adalah perubahan KEIMANAN,
inilah yang dilakukan Rasulullah SAW ketika mulai berdakwah di mekah. Pertama
dan yang utama adalah melakukan perubahan KEIMANAN para sahabat dan masyarakat
mekkah. Jauh sebelum hijrah fisik ke Madinah, Rasulullah SAW sudah menyiapkan
perubahan KEIMANAN sahabat-sahabatnya. Sehingga ketika Perintah Hijrah ke
Madinah datang, para sahabat sudah memilki KEIMANAN dan TAUHID yang kokoh untuk
berhijrah dengan berbagai resiko dan rintangan yang terjadi.
KIMANAN kita kadang naik tapi juga kadang turun. Al Imanu yazidu wa yanqush. Demikian salah satu judul bab dalam Shahih
Muslim. Karena sifatnya fluktuatif, iman perlu diperbarui sesering
mungkin. Agar ia kembali stabil. Agar ia kembali kokoh. Artinya Hijrah Keimanan
Ini bukan hanya sekali saja, atau setahun saja, tetapi harus dilakukan secara
terus menerus, setiap saat, setiap detik sampai hembusan nafas terakhir kita.
Semoga kita termasuk muslim yang bisa memperbaharui KEIMANAN dan bisa kembali
kepada Allah SWT dengan KEIMANAN. Walahualam
al quran wakaf bandung, alamat badan wakaf al quran, cara wakaf al quran, program wakaf al quran, Wakaf Al Quran, Toko Quran bandung, Toko al Quran Bandung, Grosir al Quran Bandung, Percetakan al Quran Bandung
al quran wakaf bandung, alamat badan wakaf al quran, cara wakaf al quran, program wakaf al quran, Wakaf Al Quran, Toko Quran bandung, Toko al Quran Bandung, Grosir al Quran Bandung, Percetakan al Quran Bandung
Tafakuri Perjalanan Hidup Kita
Setiap pergantian tahun selalu saja pikiran kita berkata,
“perasaan baru kemarin tahun baru, sekarang sudah tahun baru lagi, bahkan masih
inget beberapa kejadian dan momentum di tahun lalu, kenyataanya kita sudah
berada di di ujung waktu, memasuki tahun berbeda.
Akankah hal ini terus berulang tanpa ada sesuatu yang
berubah dalam diri kita. Hari berganti pekan,
pekan berganti bulan dan bulan berganti tahun. Demikianlah sifat dari
waktu, dan kita tidak bisa menghentikan, memperlambat ataupun mempercepat,
waktu tetap akan bergulir detik-demi detik terus dan terus.
Sifat sang Waktu yang perlu kita tafakuri adalah, waktu
tidak akan pernah kembali. Detik ini tanggal hari ini bulan oktober 2016, tidak
akan pernah kembali lagi sampai kapanpun. Jika kita gunakan waktu tersebut
untuk kebaikan maka waktu tersebut sebagi keberuntungan, dan jika waktu
tersebut di gunakan untuk keburukan maka waktu tersebut adalah kerugian yang
amat besar.
Sudah berapa detik, atau berapa jam, atau berapa hari bahkan
bulan kita habiskan waktu kita untuk sesuatu yang buruk dan itu tidak akan
kembali lagi. Tinggal pin
tu taubat yang bisa kita ketuk agar sekiranya Allah bisa mengampuni kesalahan dan kealfaan kita. Malangnya kita sudah tahu waktu sangat terbatas dan tidak pernah kembali, tetapi kita masih tertipu dengan nafsu kita, masih lalai dan menghabur-hamburkan waktu kita dengan hal-hal yang sia-sia bahkan dosa.
Momentum tahun Baru Hijriyah adalah momentum untuk tafakur
atas sisa perjalanan kehidupan kita. Tidak ada yang bisa menjamin kita masih
punya jatah waktu yang cukup untuk berbekal menuju perjalanan yang panjang dan
abadi di alam akhirat. Segerlah sadar wahai diri, segeralah bangkit dari
kesia-siaan menuju masa-masa yang penuh dengan manfaat. Kehdiupan kita sesungguhnya bukan di dunia,
tetapi nanti di alam akhirat yang abadi.
Ibnu Masud Pernah Bekata : Kita adalah Tamu dan Harta adalah Titipan,
Tamu akan Pulang dan Harta akan di kembalikan.
al quran wakaf bandung, alamat badan wakaf al quran, cara wakaf al quran, program wakaf al quran, Wakaf Al Quran, Toko Quran bandung, Toko al Quran Bandung, Grosir al Quran Bandung, Percetakan al Quran Bandung
Kamis, 15 September 2016
Mushaf al-Quran Enak Di Baca
Mushaf Wanita Terbaik di Indonesia
Rabu, 14 September 2016
Al Quran Wanita
tag : Harga Quran Bandung, Jenis Quran Bandung, Toko Quran Bandung, Mushaf Quran Bandung, Berapa Quran Bandung, Jenis Al Quran Bandung, Beli Quran Bandung, Quran Wanita Bandung, Quran Terjemah Bandung, Wakaf Quran Badung, Penerbit Quran Bandung
Senin, 25 April 2016
Berbicara Dari Rasa Hati
oleh Iwan Setiawan
Seringkali kita mendengar pembicara, penceramah atau pendakwah menyampaikan materi yang sama, tetapi di rasakan di hati kita berbeda. Ada yang sampainya hanya ke akal saja, hasilnya adalah paham. Ada pembicaraan yang menyentuh dan menggugah hati, hasilnya tekad untuk mengamalkan. Jika kita ingin pembicaraan kita sampai kepada pendengar ada beberapa tipsnya :
1. Hati Tidak Bisa Di Sentuh Dengan Hati
Hati hanya bisa disentuh oleh hati yang bersih, Rasulullah saw setiap perkataannya dan seluruh sikapnya lahir dari ketulusan, sehingga terpaut makna dan berbekas di hati para sahabat. Seperti sedang menyanyi maka berbicara juga harus penuh penghayatan. Jika kita sedang mengajak semangat maka hati kita juga harus membara penuh semangat sehingga menular semangatnya kepada hadirin. Bahkan rasa tersebut sudah terasa sebelum kita berbicara.
2. Amalkan Apa Yang Kita Bicarakan
Kekuatan dari berbicara adalah mengamalkan apa yang dibicarakan. Ada dua tipe pembicara yaitu pembicara yang having, hanya membicarakan apa yang di ketahui, menarik memang tetapi tidak samapai menyentuh kepada rasa hati, mengapa? karena pembicaranya sendiri belum merasakan hal yang dibicrakan. Merasakan apa yang akan di bicarakan adalah dengan melaksanakan terlebih dahulu. Misalnya membicarakan nikmatnya sholat di Masjidl Haram menghadap kabah langsung, hanya akan sampai ketingat rasa hati jika pembicaranya pernah melaksanan sholat di Masjidl Haram. Bahkan takutlah kita jika menjadi orang yang di ancam oleh Allah dalam al-Quran Surat As-shaff ayat 2-3 : Kemurkaan Allah : “Wahai orang-orang yang beriman, kenapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)
3. Rendahkan Hati Kita di Hadapan Pendengar
Hati yang Sombong dan tinggi, tidak mungkin bisa merasakan apa yang menjadi perasaan peserta tentang tema pembicaraan yang di sampaikan. Sehingga perasaan empati tersebut tidak samapai menjadikan pembicaraanya tulus dan dari hati. Boleh jadi dihadapan Allah para pendengar, santri, jamaah lebih mulia di hadapan Allah. Kita hanya sedang di uji berbicara di hadapan mereka. Hati yang bersih dan rendah hati akan mengeluarkan untaian kata yang sejuk dan menyentuh hati.
4.Niat Berbicara Hanya Mencari Ridlo Allah
Kesalahan niat akan menyebabkan "kering"nya rasa dalam pembicaraan kita. Oleh karena itu lusursakan lah niat kita hanya mencari Ridlo Allah dalam berbicara. Jika Allah Ridlo kepada apa yang kita lakukan, kepada apa yang kita bicarakan maka Allah akan membimbing lisan kita dan menolong kita agar apa yang kita bicarakan sampai kepada rasa hati pendengar. jangan ingin kelihatan lebih di hadapan peserta, berbicara apa adanya, apa yang kita tahu makan kita sampaikan dan apa yang kita tidak tahu juga sampaikan dengan jujur memang kita tidak tahu. Tidak akan jatuh kemuliaan kita dengan berkata juujur.
Seringkali niat ingin di puji, ingin kelihatan pintar menjadikan kita berlebihan dan over estimate, percaya diri yang berlebihan dalam berbicara dan Allah menutupkan hijab kepda rasa hati pendengar, hasilnya adalah pembicaran kita "KERING". Kondisi lainya adalah kita menjadi minder, under estimate dan merasa malu jika ketika berbicara kelihatan bodoh, kurang bagus materinya dan sebagainya, ini juga penyakit hati karena menuhankan materi dan pujian. Tampi apa adanya dan niatkan karena Allah insya Allah kita tidak akan malu dan gugup.
5. Berdoa Agar Allah Menuntun Hati dan Lisan Kita
Tidak ada perkara apapun akan terjadi kecuali Allah yang meWUJUDKAN, laa Maujud Ilallah. Bukakan Allah yang Maha Membolak Balikan hati manusia. Tidak ada hati yang lembut jika tidak di tolong Allah maka hidayah tidak akan sampai, sebaliknya Sekeras apapun hati pendengar jika Allah yang melembutkan maka lembutlah hati tersebut. Demikian Allah yang memilki nama yang indah Yaa Latiif. Berdoa kepada Allah bukti penyerahan diri, ketawakallan yang bulat hanya Allah lah tempat meminta, demikian juga dalam berbicara minta tolonglah kepada Allah,
Demikin 5 Kiat Berbicara Agar Bisa menyentuh Hati, Sebaiknya luruskan kembali apa yang akan kita cari dari pembicaraan kita. Jika mencari Ridlo Allah insya Allah akan mudah menyentuh hati tetapi jika ingin kelihatan pintar, di puji sebagai pembicara yang hebat maka itulah awal masalah yang terjadi mengapa Pembicaraan kita tidak samapai ke RASA HATI pendengar,,,,Wallahu Alam
al quran wakaf bandung, alamat badan wakaf al quran, cara wakaf al quran, program wakaf al quran, Wakaf Al Quran, Toko Quran bandung, Toko al Quran Bandung, Grosir al Quran Bandung, Percetakan al Quran Bandung
RAMADHAN MOMENTUM PERUBAHAN DIRI
Sudah berapa kali kita mendapatkan
jamuan Allah berupa bulan Ramadhan yang agung, tetapi ternyata tidak berpengruh
dalam kehidupan kita. Seringkali kita berdoa kepada Allah SWT agar bisa
diberikan umur dan kesempatan di ibadah di bulan Ramadhan. Tetapi ternyata
setelah Ramdahan hadir menemui kita, Ramadan kita sia-saiakan, sebulan lamanya
berlalu tanpa arti, tanpa perubahan berarti
Kita sebenarnya bisa berubah ke
arah yang lebih baik, dan Ramadhan adalah salah satu buktinya,. Inilah, bulan
suci Ramadhan yang merupakan momentum kita untuk melakukan perubahan.
Rasakanlah dan renungkanlah banyak sekali perubahan yang bisa kita lakukan pada
bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lainnya. Sebelumnya kita susah sekali
shola malam tetapi di bulan Ramadhan hampir setiap malam kita shalat malam. Kita bisa bangun sahur
untuk makan padahaal di luar bulan Ramadhan sangatlah susah. Contoh lainya selama bulan Ramadhan kita biasa puasa setiap
hari. Infaq yang lebih banyak. Tilawah lebih rajin. Dan berbagai ibadah
lainnya.
Ramadhan adalah bulan istimewa
bahkan paling istimewa, karena Allah Ta’ala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam telah mengkhususkannya dengan beragam keistimewaan dan bermacam
kelebihan yang tidak terdapat di bulan-bulan yang lain. Dan karenanya, Ramadhan
merupakan salah satu momentum paling istimewa dan paling kondusif bagi kaum
muslimin, secara individual maupun komunal, untuk melakukan upaya-upaya
penempaan, perbaikan dan perubahan diri serta kehidupan dalam rangka mencapai
tingkat keimanan, ketaqwaan dan keshalehan yang lebih tinggi, dan untuk
menggapai derajat kepribadian mukmin-mukmin sejati yang diidam-idamkan. Dan
untuk itu, maka berbagai faktor pendukungpun disediakan dan diberikan dalam
bulan yang mulia dan penuh berkah tersebut, disamping faktor-faktor penghalang
juga dijauhkan dan dihilangkan.
Maka beruntung dan berbahagialah
orang yang mampu dan mau mengoptimalkan pemanfaatan momentum istimewa ini,
sehingga pasca Ramadhan iapun seperti terlahir kembali – dengan izin dan taufiq
Allah – menjadi sosok pribadi mukmin baru yang serba istimewa pula. Dan
sebaliknya, merugilah – dunia akherat – orang yang mengabaikan dan
menyia-nyiakannya, sehingga Ramadhan demi Ramadhan lewat dan berlalu begitu
saja, tanpa meninggalkan perubahan apapun dalam diri pribadi dan kehidupannya.
Sudah kita pahami bersama bahwa Ramadhan menawarkan begitu banyak
keutamaan dan kemuliaan. Tetapi ada peringatan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam yang hendaknya kita renungkan baik-baik. Rasulullah bersabda: “Betapa
banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya melainkan
hanya rasa lapar dan dahaga.” (HR Ath-Thabrani).
Ramadhan menawarkan momentum
perubahan yang fundamental bagi pribadi seorang mukmin maupun kehidupan umat
Islam secara keseluruhan. Peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah umat Islam
terjadi di bulan Ramadhan.
Perang Badar, pembebasan Makkah (Fatkhul
Makkah), sebagian peristiwa pada Perang Tabuk, pembebasan Andalusia
(Spanyol) oleh Thariq bin Ziyad, dan sebagainya, termasuk proklamasi
kemerdekaan Indonesia terjadi di bulan Ramadhan.
Di bulan Ramadhan ini orang
beriman diharuskan meninggalkan makan, minum, melakukan hubungan seksual, dan
segala hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
Diperintahkan kepada kita untuk menjaga mata, telinga, lisan, tangan, kaki,
pikiran dan hati kita dari segala kemaksiatan.
Diperintahkan kepada kita untuk
memperbanyak ibadah sunnah di samping tetap memperbaiki ibadah-ibadah wajib.
Kalau itu semua kita lakukan dengan benar tentu akan ada perubahan besar dalam
hidup kita. Untuk itu mari kita renungkan kembali apa sesungguhnya esensi
Ramadhan itu bagi kehidupan kita.
Minimal Ada tiga perubahan yang harus kita usahakan selama
Ramadhan :
1.
Perubahan Hati Kita Menjadi
Bersih
Puasa di bulan
Ramdahan tidak hanya menahan makan dan minum juga tidak berhubungan suami istri
di siang hari. Sesungguhnya jauh dari itu jika kita ingin pahala Ramadhan
sempurna kita juga harus menjaga hati kita, menjaga mata kita, menjaga lisan
kita. Perbuatan-perbuatan yang menghilangkan pahala puasa kita adalah bersumber
dari tidak terjaganya hati kita. Segala sesuatu yang lahir dari panca indra
adalah hasil dari tekad yang ada ada di dalam hati. Jika puasa kita baik dan
benar sesuai contoh Rasulullah SAW maka akan menjadikan pendidikan yang baik
bagi hati kita. Oleh karena itu tidak mungkin yang puasanya baik marah-marah
tidak jelas atau bersikap emosional. Jika puasanya baik maka akan berkata dan
berprilaku jujur, jika puasanya baik maka akan menjaga lisan dari ghibah, dari
bohong dan lain sebagainya.
Artinya jika
puasa kita ingin menjadikan perubahan dari hati kita maka berlatihlan menjaga
hati selama puasa, sehingga akan berperngaruh kepada perubahan perilaku dalam
diri kita. Sehingga akhirnya kita akan berubah ke arah lebih baik. Pasca
Ramdhan kita menjadi manusai yang lebih bersih hati, insya Allah.
2.
Perubahan Iman lebih Kuat
Sesungguhnya
puasa adalah satu ibadah yang hubunganya langsung dengan Allah. Bahkan Allah
yang akan langsung memberikan pahalanya. Ibadah yang sangat pribadi, karena
hanya dirinya dengan Allah Swt yang tahu kita puasa atau tidak, bahkan seberapa
kuat kita mengendalikan diri dan menjaga agar pahala puasa kita tidak habis.
Tidak ada yang tahu seroang pun….
Mungkin, setiap
orang mampu membohongi orang lain dengan mengatakan dirinya puasa, tapi dia
tidak bisa membohongi dirinya sendiri dan Allah. Apakah dia berpuasa ataukah
tidak berpuasa? Kalau dilihat dari kesehariannya dia tidak makan dan tidak
minum layaknya orang yang berpuasa ketika berada ditengah-tengah orang banyak.
Namun, kita tidak bisa mengatahui pada saat dia berada dalam kesendirian.
Apakah dia tetap tidak makan dan tidak minum? Pada saat dia berada di rumahnya
ataupun pada saat di kamar tanpa ada orang yang melihat. Kewajiban kita hanya
bisa berprasangka baik kepada sesama muslim. Yakinlah dia sedang berpuasa pada
hari ini.
Inilah yang
membuktikan bahwa puasa adalah rahasia antara hamba dan Tuhannya. Balasannya
pun langsung diberikan oleh Allah. Tak ada satupun manusia yang mengetahui
berapa nilai pahala puasa yang dia kerjakan. Tak ada satupun ayat yang
menuangkan tentang nilai puasa sebab puasa nilai pahalanya dibalas langsung
oleh Allah.
Dalam sebuah
hadist Qudsi diterangkan dengan jelas tentang balasan bagi orang yang berpuasa,
Allah
berfirman: “Setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan
Aku yang akan membalasnya…” (Muttafaq ‘Alaih)
Hal
inilah yang menjadi momentum di bulan Ramadhan untuk memperkuat keimanan dan
keyakinan kita kepada Allah. Kita merasa di tatap, kita merasa di dengar oleh
Allah. Kita merasa dekat dengan Allah saat puasa, karena kita yakin Allah Maha
tahu setiap perbuatan kita, bahkan bisikan hati yang terdalam sekalipun Allah
mengetahuinya.
Jika
kita puasanya baik maka pasca Ramadhan keimanan kita akan lebih kuat. Kita
beribadah dan beramal semata-mata hanya untuk Allah, kita puas dan merasa cukup
hanya di nilai dan di pandang Allah. Kita singkirkna sifat ingin di lihat di
puji, merasa sedih jika tidak ada memuji ibadah dan kebaikan kita, merasa marah
jika ada yang mencaci kebaikan kita,. Ramadahan bagaikan berkata kepada kita,
sebulan penuh kita berlatih dekat dengan Allah, merasa takut hanya kepada
Allah..maka 11 bulan berikutnya iman
kita akan lebih kuat, keyakinan kita kepada Allah akan lebih kuat…
3.
Perubahan Amal
Bulan Ramdhan
seakan-akan semua orang sedang senang beramal dan beribadah. Lihatlah masjid
penuh walaupun di awala Ramdhan saja. Setiap hari di bulan Ramdhan banyak yang
mengadakan kegiatan amal, buka puasa bersama, ceramah keagamaan lebih intens,
sedekah dan infaq lebih ramai dari bulan biasanya. Tetapi sangat di sayangkan
jika ternyata setelah Ramadhan kita kembali awal, malas melakukan amal, malas
melakukan ibadah dan tidak termotivasi dalam kebaikan.
Mungkin saja
kita selama Ramadhan tidak memaknai hikmah dan makna dari setiap amalan ibadah
kita, mungkin saja kita hanya terpengaruh oleh orang lain atau mungkin kita
hanya ingin terlihat meramaikan Ramadhan. Oleh karena itu jadikan Ramadhan
tahun ini sebagai bulan Latihan kita dalam beramal dan beribadah dengan
memahami ilmunya dan memaknai hakikat ibadah tersebuta agar mucul kecintaan dan
motivasi lebih dalam dalam mengamalkanya.
Sehingga pasca
bulan Ramdahan amalan kita, ibadah kita tetap istiqmah, bahkan lebih lagi,
jangan sampai habis ramadhan amalan kita juga habis semuanya..walahualam…
al quran wakaf bandung, alamat badan wakaf al quran, cara wakaf al quran, program wakaf al quran, Wakaf Al Quran, Toko Quran bandung, Toko al Quran Bandung, Grosir al Quran Bandung, Percetakan al Quran Bandung
al quran wakaf bandung, alamat badan wakaf al quran, cara wakaf al quran, program wakaf al quran, Wakaf Al Quran, Toko Quran bandung, Toko al Quran Bandung, Grosir al Quran Bandung, Percetakan al Quran Bandung
10 Amalan Pembuka Hati DI Bulan Ramadhan
Pandangan
mata selalu menipu
Pandangan akal selalu tersalah
Pandangan nafsu selalu melulu
Pandangan hati itu yang hakiki
Kalau hati itu bersih
Hati kalau terlalu bersih
Pandangannya kan menembusi hijab
Hati jika sudah bersih
Firasatnya tepat kehendak Allah
Tapi hati bila dikotori
Bisikannya bukan lagi kebenaran
Hati tempat jatuhnya pandangan Allah
Jasad lahir tumpuan manusia
Utamakanlah pandangan Allah
Daripada pandangan manusia
Pandangan akal selalu tersalah
Pandangan nafsu selalu melulu
Pandangan hati itu yang hakiki
Kalau hati itu bersih
Hati kalau terlalu bersih
Pandangannya kan menembusi hijab
Hati jika sudah bersih
Firasatnya tepat kehendak Allah
Tapi hati bila dikotori
Bisikannya bukan lagi kebenaran
Hati tempat jatuhnya pandangan Allah
Jasad lahir tumpuan manusia
Utamakanlah pandangan Allah
Daripada pandangan manusia
Sesungguhnya beruntunglah orang
yang membersihkan diri nya, - dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia
sembahyang.(Al A’laa 14-15)
Hati manusia itu di umpamakan sehelai kertas putih yang bersih,
ketika dia berbuat dosa munculah sebuah titik hitam pada kertas itu. Ketika ia
beristighfar dan mengerjakan shalat bintik hitam itupun hilang. Demikian
seterusnya hati akan tetap bersih selama ia tetap beristghfar dan mendirikan
shalat. Jika ia tidak pernah beristighfar dan mendirikan shalat maka hati itu
akan dipenuhi bintik hitam yang pada akhirnya akan menutupi seluruh hatinya
menjadi hitam legam penuh kegelapan.
Hati
atau qalbu merupakan bagian utama dari kehidupan
manusia . Nabi besar Muhammad Saw, bersabda, Di dalam
tubuh manusia ada segumpal darah, apabila segumpal darah itu baik maka baiklah
keseluruhannya. Apabila rusak, rusaklah semuanya. Dia adalah Qolbu (hati)
(HR.Muslim)
Lalu bagaimana agar hati Kita tetap terjaga selalu bersih
atau bagaimana agar hati kita terbuka dan bisa melakukan perbaikan, ada amalan
yang mampu membukakan hati yang tertutup dan membersihkanya, amalan-amanal
tersebut adalah :
Ada 10 Amalan yang bisa membukakan hati di bulan Ramdhan :
1.
Sholat Berjamah
Tepat Waktu
Sholat lima
waktu adalah kewajiban sebagai muslimin dan muslimat bahkan menjadi Rukun Islam
kita. Seseorang dinilai baik agamanya bisa dari bagimana menjaga sholatnya
tepat waktu dan berjamaah. Bahkan jika sudah berani meninggalan sholat artinya
hatinya sudah tidak takut kepda Allah, sudah tidak mementingkan perintah Allah.
Jika kita senantiasa menjaga sholat lima
waktu dan berjamaah maka hati kita terlatih untuk senantiasa memementingkan
perintah Allah dari apapun yang menjadi kesibukan kita.
Firman Allah
SWT,
“Bacalah apa
yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah
shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan.”
(QS Al-‘Ankabuut: 45)
Tafsir Ringkas :
Mengapa shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar? Ini
dikarenakan seorang hamba jika mengerjakannya dengan menyempurnakan rukun-rukun
dan syarat-syarat shalat serta memperhatikan ke-khusyuu’-annya,
maka hal tersebut dapat menerangi dan membersihkan hatinya, menambah
keimanannya, semakin kuat keinginannya untuk berbuat baik dan semakin sedikit
atau bahkan tidak ada keinginan untuk melakukan keburukan.
Artinya jika kita
Sholatnya benar dan di jaga maka akan mencegah perbuatan keji dan munkar,
ketahuilah perbuatan keji dan munkar berawal dari bisiskan hati yang kotor
penuh maksiat. Jika hati kita terus menerus bertekad untuk menjaga sholat tepat
waktu insya Allah akan dijauhkan dari bisikan keburukan. Sehingga hati kita
senantiasa bersih dan terbuka mendapatkan hidayah dan taufik dari Allah SWT.
2.
Menjaga Seluruh
Perangkat Indra dari Yang Tidak Disukai Allah.
Indra kita
adalah sumber masuknya dosa dan dosa yang terus menerus dilakukan akan
menyebabkan hati menjadi gelap, jika hati sudah gelap maka tidak akan peka lagi
terhdap dosa. Jika mata kita tidak dijaga memandang yang dilarang oleh Allah
maka hati akan terpengaruh, setan menyiraminya agar muncul niat, setan terus
membisikan keburukan tersebut dan jadilah tekad, setan terus mendorong sehingga
terjadilah perbuatan maksiat.
Jika telinga
selalu mendengarkan sesuatu yang melalaikan dari mengingat Allah, music-musik
yang tidak ada manfaatnya dan mengeraskan hati, mendengarkan aib orang lain,
menikmati gossip dan sebagainya maka hatipun akan keras, dan hati yang keras
akan menjadikan susah ibadah dan mudah berbuat dosa.
Demikian
juga dengan mulut kita, bukankah Rasulullah bersabda “ Berkata Baik atau Diam”,
artinya jika mulut penuh kata-kata yang sia-sia, gibah, fitnah, maka akan
menyebakan hati kita penuh noda, susah melihat kekurangan diri, susah
muhasabah, bahkan merasa benar sendiri yang akhirnya hati menjadi sombong. Hati
yang sombong cirinya adalah menolak kebenaran dan melihat orang lain rendah. Rasulullah bersabda: “Kesombongan adalah menolak kebenaran dan
menganggap remeh orang lain.” (Shahih, HR. Muslim no. 91 dari hadits Abdullah
bin Mas’ud)
Lalu
bagaimana Jika kita bisa menjaga perangkat indra kita dari perbuatan yang di
larang oleh Allah, inilah manfaatnya :
a. Menjadikan Pikiran Jernih.
Alam pikiran manusia tidak terjadi dengan sendirinya. Tidak pula ditentukan sewenang-wenang oleh Allah. Yang bisa membentuknya adalah si empunya pikiran sendiri, melalui pemrosesan data dan informasi dalam otak. Informasi itu masuk melalui panca indera. Apa yang dilihat, didengar, dicium, disentuh dan dirasa, semuanya akan terekam di dalam otak. Ada yang cepat hilang dan dilupakan, ada yang lekat sampai tua. Semakin banyak dan semakin sering data dimasukkan, semakin besar pula kemungkinannya untuk tertanam tajam dalam memori, lalu membentuk pola pikir seseorang.
Proses pembentukan pola pikir itu bisa berjalan walau tanpa dikehendaki pemiliknya sendiri. Karena itu sangat penting untuk memperhatikan apa-apa yang didengar dan dilihat demi menjamin kebersihan hati dan pikiran. Menjaga pandangan adalah salah satu sarananya.Pikiran yang jernih akan menghasilkan keputusan-keputusan yang sehat dan tepat. Tentunya ini akan sangat bermanfaat bagi semua pihak.
b. Mempertajam Hati Nurani.
Pola pikir yang telah terbentuk, lama-kelamaan akan mempengaruhi standar nurani seseorang. Hati bisa menjadi keras bila dalam kurun cukup lama tidak dilatih dekat dengan Allah lantaran pola pikirnya tidak mendukung. Proses perubahan suasana hati itupun bisa berjalan tanpa disadari.
Sebaliknya jika mata terjaga, begitu pula indera yang lain, hati pun ikut terjaga kebersihannya, sehingga hati terselubungi oleh cahaya keimanan dan terjauhkan dari kegelapan, seperti firman Allah, "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lobang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar." (An-Nur: 35)
c. Senantiasa Dzikir Kepada Allah.
Pola pikir kotor yang mulai meracuni hati dapat diselamatkan jika seseorang masih mampu mengingat Allah banyak-banyak. Ini ibarat sebuah perang antara kebersihan hati yang didasarkan pada ingat kepada Allah dengan pola pikir kotor yang berdasarkan hawa nafsu. Dengan menundukkan pandangan, seseorang akan lebih mudah mengingat Allah sehingga memberinya kekuatan kepada hati untuk memerangi pengaruh negatif yang disodorkan pikiran kotor dan hawa nafsu. Telah berfirman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi 28, ".... Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya melewati batas."
d. Mencegah Sikap Liar.
Liar artinya tak bisa dikendalikan. Sikap ini gampang muncul bila tidak ada niatan dari yang bersangkutan untuk mengendalikan dirinya. Prosesnya bisa dimulai dari hal-hal sepele, misalnya mulai menganggap remeh perintah Allah. Kian lama kian berani melanggar larangan dan mengabaikan anjuran, hingga akhirnya keyakinanpun bisa goyah. Menjaga pandangan merupakan salah satu sarana latihan mengendalikan diri.
e. Melihat Dengan Fitrah Bashirah
Setiap orang memiliki bashirah yang dapat membedakan kebaikan dari keburukan. Apabila intuisi ini dipelihara, dirawat, dan dijaga maka ia akan berfungsi banyak bagi pemiliknya. Apalagi jika seseorang selalu menjaga pandangan matanya, sehingga dapat membersihkan hati maka intuisi bukan sekedar terpelihara melainkan terasah semakin tajam. Sebaliknya, jika intuisi tidak terpelihara gara-gara hati tidak bersih, maka ukuran benar salah menjadi rancu baginya. Fitrahnya rusak, sehingga hatinya lebih sulit diajak meniti jalan kebenaran.
Alam pikiran manusia tidak terjadi dengan sendirinya. Tidak pula ditentukan sewenang-wenang oleh Allah. Yang bisa membentuknya adalah si empunya pikiran sendiri, melalui pemrosesan data dan informasi dalam otak. Informasi itu masuk melalui panca indera. Apa yang dilihat, didengar, dicium, disentuh dan dirasa, semuanya akan terekam di dalam otak. Ada yang cepat hilang dan dilupakan, ada yang lekat sampai tua. Semakin banyak dan semakin sering data dimasukkan, semakin besar pula kemungkinannya untuk tertanam tajam dalam memori, lalu membentuk pola pikir seseorang.
Proses pembentukan pola pikir itu bisa berjalan walau tanpa dikehendaki pemiliknya sendiri. Karena itu sangat penting untuk memperhatikan apa-apa yang didengar dan dilihat demi menjamin kebersihan hati dan pikiran. Menjaga pandangan adalah salah satu sarananya.Pikiran yang jernih akan menghasilkan keputusan-keputusan yang sehat dan tepat. Tentunya ini akan sangat bermanfaat bagi semua pihak.
b. Mempertajam Hati Nurani.
Pola pikir yang telah terbentuk, lama-kelamaan akan mempengaruhi standar nurani seseorang. Hati bisa menjadi keras bila dalam kurun cukup lama tidak dilatih dekat dengan Allah lantaran pola pikirnya tidak mendukung. Proses perubahan suasana hati itupun bisa berjalan tanpa disadari.
Sebaliknya jika mata terjaga, begitu pula indera yang lain, hati pun ikut terjaga kebersihannya, sehingga hati terselubungi oleh cahaya keimanan dan terjauhkan dari kegelapan, seperti firman Allah, "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lobang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar." (An-Nur: 35)
c. Senantiasa Dzikir Kepada Allah.
Pola pikir kotor yang mulai meracuni hati dapat diselamatkan jika seseorang masih mampu mengingat Allah banyak-banyak. Ini ibarat sebuah perang antara kebersihan hati yang didasarkan pada ingat kepada Allah dengan pola pikir kotor yang berdasarkan hawa nafsu. Dengan menundukkan pandangan, seseorang akan lebih mudah mengingat Allah sehingga memberinya kekuatan kepada hati untuk memerangi pengaruh negatif yang disodorkan pikiran kotor dan hawa nafsu. Telah berfirman Allah SWT dalam surat Al-Kahfi 28, ".... Janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya melewati batas."
d. Mencegah Sikap Liar.
Liar artinya tak bisa dikendalikan. Sikap ini gampang muncul bila tidak ada niatan dari yang bersangkutan untuk mengendalikan dirinya. Prosesnya bisa dimulai dari hal-hal sepele, misalnya mulai menganggap remeh perintah Allah. Kian lama kian berani melanggar larangan dan mengabaikan anjuran, hingga akhirnya keyakinanpun bisa goyah. Menjaga pandangan merupakan salah satu sarana latihan mengendalikan diri.
e. Melihat Dengan Fitrah Bashirah
Setiap orang memiliki bashirah yang dapat membedakan kebaikan dari keburukan. Apabila intuisi ini dipelihara, dirawat, dan dijaga maka ia akan berfungsi banyak bagi pemiliknya. Apalagi jika seseorang selalu menjaga pandangan matanya, sehingga dapat membersihkan hati maka intuisi bukan sekedar terpelihara melainkan terasah semakin tajam. Sebaliknya, jika intuisi tidak terpelihara gara-gara hati tidak bersih, maka ukuran benar salah menjadi rancu baginya. Fitrahnya rusak, sehingga hatinya lebih sulit diajak meniti jalan kebenaran.
3.
Menganjurkan Kebaikan dan Mencegah Kepada
Kemungkaran
Jika kita melatih
diri kita untuk menganjurkan kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran maka hati
kita akan bersih, apa sebabnya karena hanya hati yang bersihlah yang akan peka
terhadap ladang amal dan peka terhdap perbuatan mungkar. Hati yang terbuka
seakan sensor yang sangat peka, jika ada kebaikan maka akan tergerak
mengamalkan dan jika ada sekecil apapun perbuatan dosa maka akan tergerak untuk
mencegahnya.
Hai anakku, dirikanlah salat dan
suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang
mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” [QS.Luqman :17]
Anjuran mencegah kemungkaran
sebagaimana sabda Rasulullah SAW : Dari Abu Sa’id
Al-Khudriy ra., ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Siapa
saja di antara kalian melihat kem unkaran, maka ubahlah dengan tangannya,
apabila ia tidak mampu, maka ubahlah dengan lisannya, bila ia tidak mam pu,
ubahlah dengan hatinya, dan itu adalah paling lemahnya iman.” (HR.Muslim)
Jika Hati kita
sudah bersih maka akan benci kepada kemungkaran, oleh karena itu latihlah agar
hati ini peka terhadap perbuatan mungkar, cegahlah walaupun dengan hati yang
tidak menyukainya.
4.
Mengasihi Mahluk
Sifat dan Nama
Allah yang Maha Pengasih (ar-Rahman) harusnya terimpementasi dalam kehidupan.
Pernahkah kita tersentuh hati kita ketika melihat hewan yang kelaparan, hati
kita sedih dan terdorong untuk menolongnya. Itulah salah satu fitrah insniah
yang di dalam hati kita terisntal sifat Allah SWT yang Maha Pengasih. Jika hati
kita ingin bersih dan terbuka maka latihlan untuk mengasihi mahluknya yang ada
di bumi. Tidak hanya manusia tetapi juga mahluk lainya yang besar maupun yang
kecil. Lihat semut yang sedang hanyut di air, cobalah tolong semut tersebut,
rasakan apa yang terjadi di dalam hati kita, rasa yang susah di ceritakan,
susah di dapatkan walau harus dengan membayar, rasa itulah dari hati yang
terbuka karena kita mengasihi mahluknya.
Abu Hurairah radhiallahu 'anhu meriwayatkan
sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
.
بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ
بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِي إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَسَقَتْهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ
Artinya:
"Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu" (HR Al-Bukhari no 3467 dan Muslim no 2245)
"Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu" (HR Al-Bukhari no 3467 dan Muslim no 2245)
Hanya hati yang
lembutlah yang mampu mengasihi sesama mahluk dan hati yang kotor dan keras
sangat susah megasihi, susah menolong. Latihlah hati kita agar senantiasa
memilki rasa kasih yang tinggi kepada mahluk di seluruh alam raya ini.
5.
Hati Jangan Mencintai Dunia
Cinta Dunia bukan
berarti tidak memiliki dunia, tetapi tidak di kuasai dunia, tidak menjadikan
dunia menjadikan tujuan, tidak menjadikan dunia yang melalaikan dari mengingat
Allah.
Katakanlah, "Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu,
saudara-saudaramu, pasangan-pasanganmu (suami / isteri), kaum keluargamu, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu senangi, adalah lebih kamu cintai daripada
Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik. (9:24)
Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka
mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada kaum yang kafir. (16:107)
Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan
penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang
yang lalai. (16:108)
6.
Menunjukan Akhlaq Yang Baik Kepada Semua Orang
Sesuai Kedudukanya
Jika saja
selalu menunjukan akhlaq yang baik itulah tanda terbukanya hati, dan jika hati
terbuka maka kita akan semakin ringan dalam menunjukan ahlak mulia. Akhlak
adalah respon sepontan dalam menyikapi kejadian. Jika akhlaq kita baik maka
setiap respon dalam setiap kejadian akan dtuntun oleh tuntunan hati yang bersih
penuh keimanan kepada Allah. Sebaliknya jika hati penuh dengan respon-respon
yang buruk, akhlaq yang buruk maka akan menyebabkan hati kita tertutup noda..
7.
Membalas Keburukan dengan Kebaikan
Allah
Ta’ala berfirman :
ٱدْفَعْ بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ
فَإِذَا ٱلَّذِى بَيْنَكَ وَبَيْنَهُۥ عَدَٰوَةٌ كَأَنَّهُۥ وَلِىٌّ حَمِيمٌ
“Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”
(QS. Fushilat : 34).
Jika
seseorang melakukan keburukan terhadapmu, terlebih khusus lagi jika mereka
adalah kerabat-kerabatmu, sahabat-sahabatmu, mereka berbuat buruk kepadamu,
baik melalui lisan mereka maupun perbuatan mereka, maka balaslah mereka dengan
kebaikan. Jika mereka memutus silaturahmi denganmu, maka sambunglah
kembali silaturahmi tersebut. Jika mereka berbuat zholim kepadamu, maka
maafkanlah.
Sungguh memerlukan latihan terus menerus agar
kita bisa menjadikan ahlaq kita mulia, salah satunya adalah berlatihlan untuk
membalas keburukan orang lain dengan keburukan. Jika membalas kebaikan kepada
orang yang baik adalah sifat yang biasa karena wajar kita membalas kebaikan,
merasa hutang budi dan sebagainya. Tetapi hati yang mulia dan terbuka maka akan
ringan sekali dalam memaafkan keburukan orang lain bahkan membalas dengan
keburukan orang lain dengan kebaikan.
8.
Menyambungkan Silaturahmi Kepada Orang Yang
Memutuskanya
Sebagian manusia tidak menyambung
hubungan dengan kerabatnya kecuali apabila mereka menyambungnya, ini pada
hakekatnya bukan menyambung tali silaturahmi, sesungguhnya hal tersebut
hanyalah membalas jasa saja, karena sesungguhnya muru`ah dan fitrah yang sehat
menuntut untuk membalas jasa kepada orang yang berbuat baik kepadamu, sama saja
ia termasuk kerabatmu atau bukan. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash ra dari
Nabi saw beliau bersabda:
" لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا "
"Orang yang menyambung (tali silaturahmi) bukanlah orang yang membalas jasa, akan tetapi orang yang menyambung (tali silaturahmi) adalah yang apabila diputuskan hubungan (silatarrahim)nya, ia menyambungnya" (HR Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dan dari 'Uqbah bin 'Amir ra aku berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang utama, maka beliau bersabda:
" صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَأَعْرِضْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ "
"Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu" (HR Ahmad)
Wahai saudaraku, sesungguhnya termasuk dari silaturahmi adalah engkau mengampuni kesalahan orang lain, dan menutupi kekeliruan. Tiada akal sehat, keutamaan, dan kecerdasan kecuali engkau menyambung tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskan, memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu, memaafkan kepada orang yang berbuat zalim kepadamu, dan bersikap santun kepada yang bodoh terhadapmu. Maka akan semakin bertambah kecerdasan, membesar keutamaan, dan meninggi jiwa ketika engkau berbaik sangka (husnuz zhan) dengan mereka, dan melihat pada kekeliruan mereka dengan pandangan orang yang mulia lagi toleran.
" لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا "
"Orang yang menyambung (tali silaturahmi) bukanlah orang yang membalas jasa, akan tetapi orang yang menyambung (tali silaturahmi) adalah yang apabila diputuskan hubungan (silatarrahim)nya, ia menyambungnya" (HR Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dan dari 'Uqbah bin 'Amir ra aku berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang utama, maka beliau bersabda:
" صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَأَعْرِضْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ "
"Sambunglah orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim kepadamu" (HR Ahmad)
Wahai saudaraku, sesungguhnya termasuk dari silaturahmi adalah engkau mengampuni kesalahan orang lain, dan menutupi kekeliruan. Tiada akal sehat, keutamaan, dan kecerdasan kecuali engkau menyambung tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskan, memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadamu, memaafkan kepada orang yang berbuat zalim kepadamu, dan bersikap santun kepada yang bodoh terhadapmu. Maka akan semakin bertambah kecerdasan, membesar keutamaan, dan meninggi jiwa ketika engkau berbaik sangka (husnuz zhan) dengan mereka, dan melihat pada kekeliruan mereka dengan pandangan orang yang mulia lagi toleran.
9.
Memberi Kepada Yang Kikir Kepada Kita
Seperti menyambungkan silaturahmi, memberi
kepada yang kikir kepada kita juga memerlukan hati yang bersih dan terbuka agar
mampu memberi kepada yang kikir kepada kita. Memberi kepda yang sering memberi
kepada kita adalah hal yang biasa, karena kita membayar hutang budi. Menjadi luar biasa jika kita mampu memberi
kepada yang kikir kepada kita.
10. Memamafkan
Orang Yang Berbuat Buruk Kepda Kita
Dan
diriwayatkan dari Nabi saw, sesungguhnya beliau bersabda:
" إِذَا ظَهَرَ الْقَوْلُ وَخزن الْعَمَلُ وَائْتَلَفَتِ اْلأَلْسُنُ وَتَبَاغَضَتِْ الْقُلُوْبُ وَقَطَعَ كُلُّ ذِي رَحِمٍ رَحِمَهُ فَعِنْدَ ذلِكَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ "
"Apabila nampak ucapan dan tersimpan amal ibadah, kesepakatan nampak di lidah dan hati saling membenci, serta setiap orang yang mempunyai keluarga memutuskannya, maka ketika itulah Allah saw mengutuk mereka, menulikan mereka, dan membutakan mata mereka" (HR Thabrani)
Memaafkan adalah proses untuk menghentikan perasaan dendam, jengkel, atau marah karena merasa disakiti atau dizhalimi. Pemaafan (forgiveness) sendiri, menurut ahli psikologi Robert D. Enright,3 adalah kesediaan seseorang untuk meninggalkan kemarahan, penilaian negatif, dan perilaku acuh-tidak-acuh terhadap orang lain yang telah menyakitinya secara tidak adil. Melengkapi pandangan Enright di atas, Thompson4 mendefinisikan pemaafan sebagai upaya untuk menempatkan peristiwa pelanggaran yang dirasakan sedemikian hingga respon seseorang terhadap pelaku, peristiwa, dan akibat dari peristiwa yang dialami diubah dari negatif menjadi netral atau positif.
" إِذَا ظَهَرَ الْقَوْلُ وَخزن الْعَمَلُ وَائْتَلَفَتِ اْلأَلْسُنُ وَتَبَاغَضَتِْ الْقُلُوْبُ وَقَطَعَ كُلُّ ذِي رَحِمٍ رَحِمَهُ فَعِنْدَ ذلِكَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ "
"Apabila nampak ucapan dan tersimpan amal ibadah, kesepakatan nampak di lidah dan hati saling membenci, serta setiap orang yang mempunyai keluarga memutuskannya, maka ketika itulah Allah saw mengutuk mereka, menulikan mereka, dan membutakan mata mereka" (HR Thabrani)
Memaafkan adalah proses untuk menghentikan perasaan dendam, jengkel, atau marah karena merasa disakiti atau dizhalimi. Pemaafan (forgiveness) sendiri, menurut ahli psikologi Robert D. Enright,3 adalah kesediaan seseorang untuk meninggalkan kemarahan, penilaian negatif, dan perilaku acuh-tidak-acuh terhadap orang lain yang telah menyakitinya secara tidak adil. Melengkapi pandangan Enright di atas, Thompson4 mendefinisikan pemaafan sebagai upaya untuk menempatkan peristiwa pelanggaran yang dirasakan sedemikian hingga respon seseorang terhadap pelaku, peristiwa, dan akibat dari peristiwa yang dialami diubah dari negatif menjadi netral atau positif.
Berlatihlan
untuk segera memaafkan kesalahan orang dengan cara mencari dan mengingat
kebaikan orang tersebut kepada kita. Hati yang memaafkan akan selalu bersih dan
terbuka….
Langganan:
Postingan (Atom)